Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikut Kursus Prakerja, Agusta Sukses Buka Usaha Pakaian "Tie Dye"

Kompas.com - 29/03/2021, 16:33 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang sudah setahun lebih melanda dunia, termasuk Indonesia, membuat banyak orang harus beradaptasi dengan perubahan yang begitu cepat. Termasuk dalam mencari pekerjaan di tengah ekonomi yang terdampak.

Inilah yang dilakukan Agusta, mencoba membuka usaha kreatif dengan berbekal kursus online setelah dia ditanyakan layak sebagai penerima manfaat Kartu Prakerja gelombang ke-14.

Berbekal keinginan kuat untuk belajar, Agusta menemukan kursus membuat pakaian tie dye yang bersertifikat di Pintaria, sebuah platform kursus online yang juga merupakan mitra Kartu Prakerja.

Tren tie dye di Indonesia menarik banyak pelaku usaha kecil dan menengah. Tak terkecuali bagi Agusta. Perempuan yang sebelumnya berjualan minuman di sebuah kampus di Semarang ini tak bisa lagi melakukan kegiatannya sejak perkuliahan dilakukan secara online.

Baca juga: 7 Manfaat Pelatihan Kartu Prakerja, Sertifikat hingga Insentif Bulanan

Agusta mencari cara untuk tetap mendapatkan pendapatan dengan berjualan masker melalui platform e-commerce. Seiring waktu, Agusta melihat potensi kain motif tie dye menjadi tren yang banyak dicari.

“Saya ikuti apa yang sedang tren, soalnya kalau enggak begitu saya enggak ada pemasukan,” ujarnya dalam keterangan tertulis Pintaria yang diterima Kompas.com, Minggu (28/3/2021).

Kebutuhan pakaian santai yang tetap fashionable saat dipakai Work From Home atau WFH dinilai membuat pelaku usaha pakaian kemudian ramai-ramai memunculkan kembali tren motif jumputan atau tie dye dengan corak dan warna yang beragam, di atas kain rayon yang ringan dan nyaman digunakan.

Bahkan, banyak desainer fashion dunia membuat koleksi tie dye untuk koleksi musim semi 2021. Sebut saja Christoper Kane, Tom Ford hingga Christian Dior.

Baca juga: Indofood Buka Lowongan Kerja 2021 untuk Lulusan SMA, D3-S1

Keunikan motif tie dye ada pada coraknya yang tidak akan sama satu sama lain, karena proses pembuatannya sangatlah bergantung pada cat dan ikatan pada kain yang melibatkan kreativitas pembuatnya.

Dalam sebuah platform e-commerce, ketika diketik “tie dye set” hampir 44 ribu item bisa dipilih. Belum lagi kata kunci serupa yang berhubungan dengan pakaian WFH, pakaian santai, atau piyama tie dye dan semacamnya.

Kini, Agusta tak hanya berjualan masker di platform e-commerce, tapi juga kain tie dye yang ia akui cukup laris. Kain tie dye ia jual rata-rata seharga Rp 100.000.

CEO Pintaria Novistiar Rustandi mengatakan apresiasinya kepada para peserta Prakerja yang membuka usaha kreatif di bidang fashion.

“Kami senang jika kursus yang kami tawarkan bisa meningkatkan jumlah pelaku usaha kreatif di Indonesia. Pintaria memiliki kelas yang beragam bagi peserta yang ingin membuka usaha kreatif di bidang fashion, di antaranya membuat kain shibori, tie dye, dan membuat masker kain,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com