Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar IPB: Tanaman Ini Pelancar ASI Buat Ibu-ibu

Kompas.com - 26/04/2021, 13:28 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB, Rizal M Damanik mengatakan, tanaman torbangun telah digunakan secara turun temurun sebagai stimulasi Air Susu Ibu (ASI).

Tanaman torbangunan ini memiliki sifat laktagogum dan telah dimanfaat oleh masyarakat suku Batak sebagai stimulasi ASI.

Baca juga: Beri ASI Eksklusif, Pakar Unair: Bayi Peroleh IQ Lebih Tinggi

"Daun Torbangun telah dimuat dalam formularium obat herbal asli Indonesia sebagai pelancar ASI dan Handbook of Dietary and Nutritional Aspect of Human Breastmilk tahun 2013 oleh Wageningen Academic Publishers," ucap dia melansir laman IPB, Senin (26/4/2021).

Dia mengaku, ketika ibu memberikan ASI eksklusif kepada anak hingga berusia dua tahun, maka bisa menjadi salah satu langkah awal menurunkan terjadinya risiko stunting.

Kandungan gizi yang lengkap pada ASI, kata dia, maka bisa memenuhi kebutuhan gizi bayi.

Permasalahan stunting di Indonesia

Stunting merupakan fenomena kekurangan gizi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan otak anak.

Masalah stunting menjadi salah satu masalah gizi yang terjadi pada anak-anak di Indonesia.

Jika mengalami stunting, lanjut dia, itu menandakan anak mengalami gangguan tumbuh dan berkembang.

"Anak-anak itu juga berpotensi mengalami gangguan kualitas otak anak yang akan menentukan masa depan anak, keluarga dan bangsa," ucap pria yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN.

Dia juga mengatakan, anak stunting berisiko gagal sosial dan ekonomi.

Baca juga: Beri ASI Eksklusif, Pakar Unair: Bayi Tumbuh Optimal

Oleh karena itu, dia berharap orangtua, keluarga, masyarakat dan bangsa sama-sama turut bertanggung jawab mencegah stunting pada anak-anak.

Berdasarkan data Unicef, mereka memperkirakan pandemi Covid-19 dapat menyebabkan peningkatan jumlah kasus stunting, itu akibat kekurangan gizi akut sebanyak 15 persen.

"Jumlah ini setara dengan tujuh juta kasus di seluruh dunia," jelas dia.

Kabid Latbang BKKBN Sumatera Utara, Lafalinda turut menanggapi masalah stunting.

Dia menjelaskan kondisi stunting pada masa pandemi Covid-19 dapat disebabkan oleh terhambatnya akses ibu dan anak dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dan turunnya kunjungan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan bayi, balita, dan anak.

Lalu terbatasnya layanan imunisasi dan kegiatan pemantauan perkembangan dan pertumbuhan bayi dan balita serta kegiatan posyandu yang diberhentikan karena fokus pada penanganan Covid-19.

Direktur Politeknik Kesehatan Bandung, Osman Syarief juga andil bicara.

Dia menyatakan, faktor penyebab stunting secara langsung disebabkan oleh asupan gizi dan status kesehatan.

Baca juga: Tips Liburan Aman Idul Fitri ala Guru Besar IPB

"Adapun penyebab secara tidak langsung stunting adalah ketahanan pangan, lingkungan sosial, lingkungan kesehatan, dan lingkungan pemukiman," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Edu
Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Edu
Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Edu
Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau