Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UGM Olah Pelepah Pisang Jadi Hidrogel Ramah Lingkungan

Kompas.com - 24/08/2021, 07:46 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hampir semua bagian dari pohon pisang bisa dimanfaatkan. Selain buahnya, daun, batang hingga jantung pisang pun biasa dimanfaatkan masyarakat.

Di era modern dan semakin majunya penelitian, limbah pelepah pisang pun bisa digunakan menjadi bahan penyerap (hidrogel) ramah lingkungan.

Inovasi ini merupakan ide para mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Salah satu mahasiswa yang terlibat penelitian ini, Talitha Tara Thanaa mengatakan, pengembangan hidrogel dari limbah pelepah pisang ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap keberadaan limbah popok bayi.

Baca juga: Dosen Psikologi UII Jelaskan Kondisi Cancel Culture dan Dampaknya

Bahaya limbah popok bayi

Apalagi saat ini limbah popok bayi jumlahnya terus meningkat. Padahal popok bayi termasuk limbah yang sulit terurai sehingga mencemari lingkungan.

"Biasanya bayi memakai popok 3-4 buah per hari. Sementara tiap tahun di Indonesia ada 4,2-4,8 juta ibu hamil melahirkan bayi. Jadi, bisa banyaknya dibayangkan limbah popok ini," kata Talitha seperti dikutip dari laman UGM, Senin (23/8/2021).

Dia menerangkan, bahan penyerap atau super Absorbent Polymer (SAP) yang terdapat dalam popok bayi berfungsi untuk menyerap dan menyimpan air mengandung natrium akrilat berasal dari minyak bumi.

Kandungan tersebut sulit untuk terurai oleh lingkungan. Tidak hanya itu, air atau kotoran yang tersimpan dalam popok bisa membahayakan kesehatan tubuh.

Dari keprihatinan tersebut, para mahasiswa ini melakukan penelitian dengan memanfaatkan limbah pelepah pisang pun bisa digunakan menjadi bahan penyerap (hidrogel) ramah lingkungan.

Baca juga: Mahasiswa, Kenali Perbedaan Fungsi Aerator Akuarium dan Tabung Oksigen

Selain Talitha, penelitian ini juga digawangi oleh Hardian Ridho Alfalah dan Delvira Sari. Ridho menyampaikan, selama ini pelepah pisang belum dimanfaatkan secara optimal dan hanya dibuang begitu saja. Padahal, di dalam pelepah pisang memiliki kandungan selulosa cukup tinggi.

"Kandungan selulosa ini bisa digunakan sebagai bahan penyerap dengan kemampuan serap tinggi," ungkap Hardian Ridho Alfalah.

Baca juga: Mahasiswa Unair Manfaatkan Kulit Pisang untuk Perawatan Luka Modern

Manfaatkan selulosa dalam pelepah pisang

Hardian menjelaskan, untuk memperoleh selulosa dari limbah pelepah pisang perlu dilakukan proses isolasi.

Proses ini bertujuan agar menghasilkan selulosa bebas dari kandungan zat lain seperti lignin dan hemiselulosa. Selulosa inilah yang menjadi bahan utama dalam proses pembuatan bahan penyerap dengan kemampuan serap tinggi.

"Selulosa yang dihasilkan kemudian disintesis menjadi turunannya karboksimetilselulosa. Hasilnya diperoleh bahan penyerap berbasis yang memiliki daya serap yang tinggi melalui proses ikat silang," terang Ridho.

Baca juga: Mengenal Prodi Desain Produk yang Kekinian dan Prospek Kerjanya

Gunakan 4 varietas limbah pelepah pisang

Dalam melakukan penelitian, mahasiswa UGM ini menggunakan empat varietas limbah pelepah pisang. Keempat varietas yang digunakan adalah pisang Ambon, pisang Mas, pisang Raja, hingga pisang Kepok.

Keempatnya memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda sebagai bahan penyerap.

Menurut Ridho, keempat varietas pisang lokal yang dipilih karena mudah untuk ditemukan dan harganya tidak terlalu mahal. Bahkan terkadang bisa menemukannya di pekarangan rumah sendiri.

Baca juga: 4 Jurusan Unik yang Hanya Terdapat di Luar Negeri

Pengembangan bahan penyerap berbasis selulosa melalui Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta ini diharapkan dapat menjadi inisiator dalam pengembangan popok bayi ramah lingkungan. "Inovasi ini dapat membantu mengurai persoalan limbah popok bayi serta menciptakan lingkungan yang bersih," pungkas Ridho.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com