Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UB Inovasi Tempurung Kelapa Jadi Baterai Mobil Listrik

Kompas.com - 15/10/2021, 15:14 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Bahan ramah lingkungan ini ternyata bisa dijadikan alternatif baterai oleh mahasiswa Teknik Kimia Universitas Brawijaya (UB).

Bahan apakah itu? Mahasiswa UB di bawah bimbingan Supriyono, S.T., M.T., menggunakan substitusi bahan yang melimpah, yakni limbah tempurung kelapa.

Ini karena luas permukaan dan porinya yang bagus, limbah tempurung kelapa (biochar) bisa digunakan sebagai pengganti grafit pada anoda baterai lithium-ion.

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Mi Jagung Sehat, Ini Cara Buatnya

Adapun mahasiswa UB yang melakukan penelitian itu ialah Aditya Bayu Pratama, Akmal Estu Wijaya, Dyah Nurfitri Solikhah, Erina Azahra Amalia dan Prisma Ardaneshwari Khairina.

Limbah tempurung kelapa

Menurut Ketua Tim, Aditya Bayu Pratama, adanya penggantian bahan yang awalnya grafit menjadi biochar tempurung kelapa secara ekonomis mampu menurunkan harga baterai lithium-ion yang mahal.

Bahkan kapasitas simpan spesifiknya yang tinggi (372 mAh/g) dan mampu menghasilkan sel baterai berkerapatan energi tinggi (0.1 A/g).

Pada sisi lain struktur pori tempurung kelapa yang besar berpotensi untuk meningkatkan performa baterai lithium-ion.

"Inovasi yang kami teliti ini sangat mendukung program Sustainable Low Carbon Development," ujarnya seperti dikutip dari laman UB, Jumat (15/10/2021).

Baca juga: Mahasiswa ITS Inovasi Pendeteksi Alkohol pada Parfum

Ini karena baterai lithium-ion sangat dianjurkan untuk digunakan pada mobil listrik dengan banyak keunggulannya.

"Selain itu, adanya inovasi kami juga mampu merealisasikan program zero emission di Indonesia beberapa tahun ke depan," imbuh Aditya Bayu Pratama.

Ia menyatakan timnya ingin memodifikasi komponen pada baterai lithium-ion sehingga berpotensi meningkatkan performa baterai dan mampu mengurangi harga baterai lithium-ion yang mahal sehingga lebih ekonomis.

Oleh karena itu dia bersama keempat rekannya melakukan uji performa dan simulasi pada baterai sebelum diaplikasikan sebagai komponen anoda baterai mobil listrik lithium-ion.

Tentu karena mampu memperkirakan jarak dan kecepatan yang optimal untuk baterai mobil listrik yang akan dikembangkan.

Berharap dapat berkontribusi pada negara

Mereka berharap, penelitian yang dikembangkan dapat memberikan kontribusi pada Indonesia terkait optimalisasi penggunaan mobil listrik.

Serta memberikan solusi dalam produksi dan komersialisasi baterai ion-Lithium yang memiliki kapasitas penyimpanan arus listrik lebih besar serta peningkatkan performa kinerja baterai.

Ke depannya hal tersebut akan membantu sektor energi terbarukan karena adanya peralihan ketergantungan skema sektor transportasi dari berbasis energi fosil menuju energi listrik yang terbarukan.

Aditya juga mengatakan bahwa ide ini berawal karena 60 persen komponen mobil listrik adalah baterai. Maka baterai yang digunakan saat ini adalah lithium-ion yang rechargeable (dapat diisi ulang).

Baca juga: Mahasiswa UB Inovasi Alat Sterilisasi APD

Baterai lithium-ion memiliki siklus hidup yang panjang, kapasitas penyimpanan yang besar dan tentunya ramah lingkungan. Tetapi memiliki kelemahan karena harganya yang mahal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau