KOMPAS.com - Bagi mahasiswa yang berencana membuka usaha atau sudah merintis usaha harus siap mengalami jatuh bangun.
Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19, para pelaku wirausaha turut mengalami banyak tantangan.
Adanya pandemi Covid-19 ini sebenarnya membawa dampak positif seperti mengembangkan sektor kewirausahaan ke arah digital dalam ekonomi kreatif.
Namun di sisi lain, tidak sedikit tantangan di era disrupsi ini malah membuat pelaku wirausaha terpaksa gulung tikar.
Baca juga: Kenapa Susu Berwarna Putih? Ini Penjelasan Pakar IPB
Untuk membangun serta menguatkan mental pelaku wirausaha dalam menjalankan usahanya, program studi Pendidikan Tata Niaga, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengadakan Kuliah Tamu Milenial Berwirausaha.
Dengan tema 'Membangun Mental Berwirausaha Bagi Generasi Milenial Guna Bersaing di Sektor Ekonomi Kreatif Indonesia' kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yang banyak bergelut di dunia wirausaha, yakni Ketua Divisi Bisnis Usaha Satuan Pengembang Bisnis Unesa Hijrin Fithroni dan Owner CV. Nauval Pustaka yakni M. Nauval Syaudin.
M. Nauval mengatakan, modal awal dalam berwirausaha adalah mental yang kuat dan mindset untuk berkembang. Menurutnya, usia milenial adalah momentum yang pas untuk memulai usaha.
"Karena setiap berwirausaha selalu mempunyai jatah rugi, jatah gagal. Mulailah usaha sedini mungkin, hingga jatah gagalmu habis," ujar alumni FEB Unesa ini seperti dikutip dari laman Unesa, Jumat (12/11/2021).
Baca juga: Calon Mahasiswa, Ini Lho Prospek Kerja Jurusan Administrasi Bisnis
Nauval mengaku, dalam menjalankan usaha penerbitan buku anak usia dini, dia pernah mengalami kerugian hingga ratusan juta.
Namun, semua itu berhasil dilalui karena dia memiliki kegigihan serta kemampuan membaca peluang untuk terus berinovasi.
"Membaca peluang dan berinovasi sangat penting dalam berwirausaha. Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini," imbuhnya.
Selain itu Nauval juga membagikan sejumlah tips lainnya dalam memulai sebuah usaha, antara lain:
"Apalagi ketika usaha sedang mengalami kerugian," terang Nauval.
Baca juga: Tertarik Jurusan Biomedis? Kenali Dulu Apa Itu IoMT
Sementara itu Hijrin Fithroni menyampaikan, saat ini Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar di sektor ekonomi kreatif.
Dosen Fakultas Ilmu Olahraga Unesa ini menjelaskan, ekonomi kreatif memiliki berbagai subsektor yang patut dikembangkan. Seperti fotografi, fashion, arsitektur, seni, penerbitan, film hingga desain.
"Memanfaatkan peluang di sektor ekonomi kreatif kuncinya adalah pelaku ekonomi, terutama generasi milenial. Meraka hidup di era yang serba digital, sehingga lebih mudah dalam menuangkan ide-ide kreatif seiring berkembangnya zaman," ungkapnya.
Ia juga memberikan dukungan kepada generasi milenial yang akan memulai maupun yang sedang menjalankan usaha.
Baca juga: Dosen Telkom University Berhasil Menjadi Visionary Educator 2021
Dalam berwirausaha seseorang harus mampu membaca peluang dan memanfaatkan teknologi. Selain mengikuti tren, seseorang juga bisa menciptakan tren dengan membangun komunitas usaha atau menjalin kerja sama dengan influencer.
"Manfaatkan sosial media seperti Instagram, Facebook dan marketplace. Karena setiap produk ada masanya, dan setiap masa ada produknya," tutup Hijrin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.