Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar IPB Ungkap Kandungan Daun Pohpohan dan Kenikir di Lalapan

Kompas.com - 23/11/2021, 17:25 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain kaya akan kesenian dan kebudayaan, Indonesia juga memiliki banyak sekali makanan khas dari masing-masing daerah.

Bagi masyarakat di Jawa Barat, tidak afdol jika makan tanpa ada lalapan sayur sebagai pelengkap. Lalapan sayur ini tambah nikmat jika dimakan menggunakan nasi plus lauk dan sambal.

Lalapan sayur dari Jawa Barat biasanya berisi berbagai macam sayuran seperti selada, timun, tomat, terong, kemangi, kenikir, pohpohan dan masih banyak sayuran lainnya.

Diantara sayuran yang biasa dikonsumsi sebagai lalapan, ada dua macam sayur yang tinggi antioksidan lho.

Baca juga: Kisah Zainul, Mahasiswa Disabilitas Unej Berpestasi di Bidang Olahraga

Kandungan lalapan sayur khas Jawa Barat

Merangkum dari kanal Youtube IPB TV, Selasa (23/11/2021) membahas dua macam sayur yang biasa ada di lalapan khas Jawa Barat. Yakni lalapan Sunda daun pohpohan dan kenikir. Yuk simak bersama kandungan dan manfaat daun pohpohan dan kenikir.

Daun pohpohan memiliki bentuk lebar dengan permukaan kasar berbulu halus. Daun ini juga punya ciri khas aroma yang segar dan memiliki rasa seperti rasa mentol.

Selain daun pohpohan, ada juga daun kenikir yang sering dijadikan pilihan sayur untuk lalapan.

Daun kenikir berbentuk runcing dan panjang dengan permukaan sedikit berbulu dan memiliki aroma dan rasa segar.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, daun pohpohan dan kenikir punya kandungan antioksidan yang tinggi. Tentunya kandungan ini baik untuk kesehatan tubuh.

Baca juga: Kuliah S1 Gratis di Kanada dan Tunjangan Rp 356 Juta Per Tahun, Ini Infonya

Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Nuri Andarwulan mengatakan, kandungan antioksidan yang ada di dalamnya, paling dikenal adalah vitamin C. Vitamin C di dalam daun pohpohan dan kenikir itu sangat tinggi.

Misalnya pada 100 gram daun pohpohan dalam bentuk segar. Atau dalam sekali makan bisa mengonsumsi lalapan sebanyak 50 gram pohpohan atau sebanyak 100-150 gram daun kenikir setelah direbus bisa memenuhi kecukupan vitamin C sebanyak 80 persen dalam tubuh.

"Belum lagi kandungan senyawa lain yang penting sekali dibutuhkan tubuh. Selain mineral ada juga kandungan serat pangan yang terdapat di pohpohan dan kenikir. Serat pangan ini bermanfaat baik untuk kesehatan saluran pencernaan," kata Prof. Nuri.

Selain kandungan antioksidan yang cukup tinggi, daun pohpohan dan daun kenikir juga mempunyai komponen bioaktif kelompok senyawa fenolik yang memiliki manfaat untuk saluran pencernaan.

Baca juga: Dosen FSRD ITB Beberkan Jejak Seni Prasejarah di Indonesia

Konsumsi daun dalam kondisi segar

Senyawa ini, bersifat antioksidan di saluran pencernaan dan mampu menjaga kesehatan usus besar.

Untuk mempertahankan kandungan antioksidan pada daun pohpohan dan kenikir, akan punya manfaat optimal saat dikonsumsi dalam kondisi sesegar mungkin.

Daun pohpohan dan daun kenikir akan lebih sehat jika dikonsunmsi tidak dalam kondisi layu atau terkena panas. Itu yang paling ideal.

"Upayakan daun habis dipetik, dicuci bersih, ditiriskan dan siap dikonsumsi. Sehingga bersih dari kotoran atau debu dan kontaminasi dari mikroorgabisme yang tidak diinginkan," beber Prof. Nuri.

Selain daun pohpohan dan kenikir punya manfaat antioksidan. Masih ada banyak sayur lagi yang punya manfaar serupa.

Baca juga: Webinar Unpar Beberkan Tanda-tanda Anak Jadi Korban Bullying

Dengan berbagai manfaat yang terdapat pada sayuran, tak ada alasan lagi untuk enggan mengonsumsi sayuran saat melengkapi makan sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com