KOMPAS.com - Dalam kondisi pandemi Covid-19, salah satu benda wajib yang dibawa masyarakat saat keluar rumah adalah hand sanitizer.
Selain banyak dijual di toko, kamu juga bisa membuat hand sanitizer sendiri lho di rumah. Beberapa sivitas akademika di perguruan tinggi Indonesia pun sudah banyak yang melakukan inovasi dalam pembuatan hand sanitizer.
Namun ide pembuatan hand sanitizer dari Mahasiswa Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati – Sains (SITH-S) Institut Teknologi Bandung (ITB) terbilang unik. Mereka membuat hand sanitizer dari limbah hasil tani.
Pengembangan hand sanitizer organik bernama eco-tizer ini dilakukan di Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Baca juga: LOréal Indonesia Buka Program Magang bagi Mahasiswa S1-S2
Mahasiswa yang terdiri dari jurusan mikrobiologi dan biologi ini juga mengedukasi masyarakat akan bahayanya pandemi Covid-19 dan pentingnya menjaga kebersihan saat ini.
Selain mengedukasi masyarakat tentang bahaya pandemi, para mahasiswa ITB ini juga membimbing warga desa untuk bisa membuat penyanitasi berbahan organik yang berasal dari sisa panen mereka.
Ketua tim Afina Naufal Nur Islami mengatakan, kegiatan ini diawali dengan pembuatan eco-enzyme selama 8-10 hari.
Menurutnya, eco-enzyme ini berasal dari limbah tani warga berupa selada yang sudah jatuh bagian luarnya. Setelah eco-enzyme selesai dibuat, kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan hand sanitizer berbasis eco-enzyme.
"Dengan program ini, kami harap masyarakat dapat meneruskan pembuatan hand sanitizer berbasis eco-enzyme untuk mengatasi beberapa permasalahan yang ada secara berkelanjutan," kata Afina seperti dikutip dari laman ITB, Senin (10/1/2022).
Baca juga: Kemenag Buka Pendaftaran Seleksi Siswa Baru MAN, Cek Materi Tesnya
Dalam kegiatan ini pula, masyarakat akan mendapatkan prototipe hand sanitizer berbasis eco-enzyme yang telah dibuat sebelumnya.
Setelah eco-tizer ini berhasil dibuat, tim dari ITB ini berencana melakukan uji anti-mikroba dengan mikroba uji Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans.
"Ke depannya semoga eco-tizer ini bisa dikembangkan menjadi produk komersil," imbuh Afina.
Baca juga: Simak 7 Langkah Cara Buat Akun LTMPT untuk Ikut SNMPTN 2022
Kegiatan pengabdian masyarakat ini berjalan dengan baik berkat dukungan Ditmawa serta warga yang antusias mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir.
"Harapannya eco-tizer ini bisa berperan menjadi produk lokal yang bermanfaat bagi banyak orang," tutup Afina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.