Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beri ASI Ekslusif Bisa Cegah Alergi? Begini Kata Dokter RSTKA Unair

Kompas.com - 12/02/2022, 07:24 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Alergi bisa terjadi pada siapa saja. Namun hingga saat ini belum jelas mengapa alergi dapat terjadi. Namun kebanyakan kasus alergi terjadi karena faktor keturunan.

Salah satu jenis alergi yang kerap diderita seseorang adalah alergi terhadap makanan. Alergi makanan bisa terjadi pada anak, terutama anak-anak di bawah usia dua tahun.

Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Terapung Kstaria Airlangga (RSTKA) Universitas Airlangga (Unair) Zahrah Hikmah mengatakan, alergi makanan merupakan salah satu alergi yang sulit ditangani oleh ahli alergi sekalipun.

Menurut dia, saat ini selain insiden alergi meningkat. Ternyata pengetahuan tentang alergi makanan juga berkembang pesat di media sosial.

Baca juga: BBPOM Jakarta Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan D3-S1, Buruan Daftar

Reaksi sistem imun terhadap makanan tertentu

Dia menerangkan, di media sosial banyak informasi yang membahas tentang alergi makanan, apa yang harus dilakukan hingga prosedur yang harus dilalui.

"Tetapi dari semua yang ditulis di media sosial ternyata sebagian besar itu tidak jelas sumbernya," kata dr Zahrah seperti dikutip dari laman Unair, Sabtu (12/2/2022).

Zahrah menjelaskan, alergi makanan terjadi apabila sistem imun seseorang bereaksi terhadap makanan tertentu. Namun hal tersebut tidak terjadi pada individu yang lain.

Individu yang mengalami alergi tersebut disebut sebagai individu yang memiliki bakat atopi.

"Atopi adalah secara genetik seseorang mempunyai kecenderungan untuk menderita alergi. Sedangkan apa yang disebut dengan penyebab dari alergi atau alergen adalah bahan makanan yang bisa mencetuskan kejadian alergi," terang Zahrah.

Baca juga: Tanpa Tes, Universitas Pertamina Buka Jalur Seleksi Nilai Rapor

ASI eksklusif bisa cegah alergi

Dia mengungkapkan, alergi sebenarnya dapat dicegah. Pencegahan alergi tersebut dapat dilakukan dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif.

Selain itu, jika belum ada gejala alergi tetapi memiliki riwayat alergi tidak perlu diet alergi. Apabila tidak dapat menyusui, lanjut dia, anak bisa mendapatkan formula terhidrolisa parsial atau ektensif dan pada bayi yang lahir sesar bisa ditambahkan probiotik.

"Jadi sebelum timbul gejala pada bayi maka kita bisa memberikan ASI ekslusif. Jangan pernah menyetop ASI pada anak alergi," ungkapnya.

Zahrah menegaskan, susu hasil ekstraksi kacang kedelai atau soya tidak dapat mencegah alergi.

3 alternatif susu bagi bayi alergi

 

Perlu ditekankan, pemberian soya hanya sebagai pengganti ASI ketika ibu sudah tidak dapat menyusui lagi. Dia juga mengimbau agar orangtua tidak memberikan soya kepada bayi yang baru lahir dan belum jelas alerginya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau