KOMPAS.com - Dalam waktu beberapa hari terakhir, marak kasus bullying atau perundungan yang dilakukan siswa. Tragisnya, korban sampai meninggal dunia. Seperti kasus bullying siswa SD di Jambi dan siswa MTs di Sulawesi Utara.
Aktivitas perundungan dapat memberikan dampak buruk dan dapat mengubah karakter baik pada pelaku maupun korban perundungan.
Makna merundung sebagai aktivitas yang menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis, dalam bentuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik berulang kali dan dari waktu ke waktu, seperti memanggil nama seseorang dengan julukan yang tidak disukai, memukul, mendorong, menyebarkan rumor, mengancam, atau merongrong.
Baca juga: Mendikbud Nadiem: Ada 3 Dosa di Sekolah yang Tidak Boleh Ditoleransi
Bullying dapat terjadi pada siapa saja. Bahkan kadang kala baik pelaku maupun korban perundungan tidak menyadari bahwa perlakuan yang diberikan atau diterima di lingkungan manapun termasuk sekolah merupakan bentuk bullying.
Oleh karena itu, sangat penting bagi guru, orangtua dan siswa itu sendiri untuk dapat mengenali macam macam bullying.
Dengan demikian diharapkan semua pihak memiliki awareness terhadap hal ini sehingga potensi terjadinya bullying atau perundungan dapat ditekan.
Dilansir dari laman Akupintar, ada 5 jenis bullying yang harus diketahui untuk dijadikan pencegahan dan tanda-tanda bagi siswa untuk bisa tahu aksi bullying. Apa sajakah itu?
Baca juga: Tanpa Hukuman, Ini Cara Sukses BPK Penabur Latih Kedisiplinan Siswa
Jenis bullying verbal sering kali tanpa sadar dilakukan. Banyak pelaku pelaku perundungan verbal ini berdalih bahwa mereka hanya sedang melontarkan lelucon atau bercanda saja dan melabeli korban baperan jika merasa tersinggung dengan kalimat atau perkataan tidak menyenangkan yang mereka ucapkan.
Perundungan verbal atau verbal bullying biasanya berupa kalimat kasar atau ejekan yang ditujukan pada seseorang.
Dampak verbal bullying adalah anak atau siswa menjadi takut berbicara atau mengemukakan pendapat. Korban perundungan verbal/ verbal bullying memiliki ketakutan ketika harus tampil di muka umum karena trauma pada tanggapan atau ucapan buruk yang pernah diterimanya.
Meskipun sering diremehkan, ternyata perundungan verbal memiliki efeknya jangka panjang dan sangat membekas pada korbannya.
Bagi guru, haruslah waspada ketika mendengar siswa berkata kasar, membuat lelucon yang tidak pantas, sering menertawakan keburukan orang dan membuatnya jadi bahan guyonan. Hal ini perlu segera diatasi karena dapat menjadi bibit-bibit bullying.
Berbeda jauh dengan tanda-tanda bullying secara verbal, bullying fisik dapat meninggalkan bekas yang mudah terlihat oleh guru dan orangtua. Oleh karenanya, dapat dilakukan penanganannya lebih cepat dan pelaku maupun korban dapat diidentifikasi dengan segera.
Ciri-ciri anak yang menjadi pelaku perundungan fisik di antaranya adalah bersifat emosional/temperamental dan kurang berempati dengan lingkungan sekitarnya.
Baca juga: BCA Buka Magang Bakti 1 Tahun Lulusan SMA-SMK dan D1-S1, Segera Daftar
Sedangkan anak atau siswa yang menjadi korban yang menjadi korban sering menunjukkan ketakutan berlebih saat harus bertemu dengan pelakunya. Korban juga biasanya malas pergi ke sekolah, meminta pindah sekolah, atau menangis ketakutan saat teringat peristiwa bullying yang dialaminya.