Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Jenis Bullying yang Harus Diketahui Siswa, Orangtua dan Guru

Kompas.com - 15/06/2022, 10:56 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Penindasan fisik ternyata tidak hanya berupa pukulan atau aksi yang meninggalkan bekas atau luka pada tubuh korbannya. Bullying fisik juga juga dapat berupa penghadangan di tengah jalan, menggertak dengan membawa rombongan, atau melempari dengan benda-benda kecil.

Orangtua dan juga guru harus waspada ketika siswa terlihat ‘ringan tangan’ pada temannya atau orang di sekitarnya. Atau jangan sampai orangtua atau guru memberikan contoh yang membuat siswa menjadi pelaku bullying.

3. Social bullying atau perundungan sosial

Contoh bullying sosial antara lain pengucilan atau intimidasi tidak langsung yang dilakukan secara berkelompok terhadap seseorang.

Hal ini banyak sekali dicontohkan dalam film-film remaja untuk membuat mereka menyadari bahaya social bullying. Korban perundungan sosial (social bullying) biasanya akan mengalami kesulitan dalam berteman dan sering menyendiri.

Hal ini dapat terjadi karena korban mungkin pernah melakukan tindakan yang tidak disukai teman-temannya, memiliki kelebihan yang menonjol sehingga menyebabkan pelaku merasa iri, atau memang memiliki kesulitan berinteraksi dengan orang lain sejak kecil.

Guru tidak boleh membiarkan perundungan sosial terjadi sampai berlarut-larut karena bisa berdampak pada masa dewasa korban. Korban akan menjadi terbiasa menutup diri dan rentan mengalami depresi.

4. Cyber Bullying atau perundungan dunia maya

Cyber bullying meskipun tergolong baru karena baru muncul sejak sosial media dan internet marak di kalangan masyarakat, namun sering sekali terjadi di sekitar kita.

Munculnya hater atau orang yang suka memberi ujaran buruk karena rasa tidak suka di media sosial merupakan salah satu contoh dari perundungan dunia maya.

Baca juga: Universitas Brawijaya Buka Layanan bagi Korban Kekerasan Seksual dan Bullying

Bentuk-bentuk lain bullying siber misalnya status atau unggahan gambar bernada negatif yang ditujukan pada seseorang dan obrolan via aplikasi chat yang mengintimidasi korban.

Jika siswa menunjukkan ekspresi yang sedih atau marah saat membaca atau melihat komentar-komentar tidak menyenangkan pada gadget mereka, ini bisa menjadi alaram bagi guru atau orangtua.

Guru dapat bekerja sama dengan orang tua supaya selalu memantau gadget yang dipegang oleh siswa. Harapannya, jika ada indikasi perundungan di dunia maya akan segera dapat diatasi.

Sexual harassment atau pelecehan seksual juga dapat dikategorikan sebagai bullying karena pelakunya memiliki motif tendensi negatif.

Saat ini, juga makin banyak kasus-kasus pelecehan seksual yang menimpa anak-anak. Guru dan orangtua harus memberikan pendidikan seks dasar pada anak sesuai dengan usia mereka.

Ajarkan pada mereka untuk dapat menjaga diri, atau mengenali bagian tubuh mana yang boleh disentuh orang lain, dan juga jangan membiarkan orang asing menyentuh tubuh anak.

Jangan berpikiran bahwa edukasi seks adalah hal yang tabu. Jika diberikan sesuai dengan usia dan juga kebutuhan siswa, maka akan sangat berguna untuk menekan potensi terjadinya sexual bullying di mana saja.

Beritahukan pengelompokan jenis bullying dan berikan contohnya pada siswa supaya mereka aware. Mari antisipasi bahaya bullying sejak dini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau