BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Ikea

Manfaat Storytelling Bersama Anak, mulai dari Mengasah Kemampuan Bahasa hingga Menguatkan Bonding

Kompas.com - 11/11/2022, 19:06 WIB
Aningtias Jatmika,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.comUsia dini, terutama lima tahun pertama, merupakan periode kritis sekaligus fase emas (golden age) bagi tumbuh kembang anak. Pasalnya, pada periode ini, tubuh, sistem kekebalan, serta otak anak sedang tumbuh dan berkembang secara signifikan.

Psikolog klinis anak Anastasia Satriyo mengatakan, bermain merupakan aktivitas natural anak, terutama mereka yang berada pada di bawah tujuh tahun.

“Pada usia tersebut, area otak anak, khususnya area yang mengatur emosi dan imajinasi, mulai berkembang. Aktivitas bermain yang difasilitasi orangtua dapat membantu perkembangan itu,” ujar Anastasia seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (3/11/2022).

Mengingat periode tersebut punya peran penting, orangtua diharapkan mampu memanfaatkan masa itu sebaik-baiknya. Salah satunya, dengan membacakan cerita (storytelling).

Dikutip dari laman Paudpedia Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemdikbud), storytelling merupakan cara menyampaikan suatu cerita secara lisan.

Khusus untuk anak-anak, cerita yang umum disampaikan dapat berupa kisah hewan (fabel) dan legenda. Agar lebih menarik, pencerita (storyteller) dapat menggunakan bantuan media, seperti boneka, buku, atau animasi.

Kegiatan tersebut dinilai sebagai salah satu cara untuk menstimulasi perkembangan anak. Tak hanya bagi anak, storytelling juga memberikan manfaat besar bagi orangtua. Berikut adalah ulasan lengkapnya.

1. Membantu perkembangan kemampuan bahasa anak

Kemampuan bahasa dapat berupa kecakapan berbicara ataupun pemahaman seseorang terhadap suatu bahasa.

Pada anak usia dini, mendengar berbagai kata dan bunyi-bunyian lewat storytelling dapat membantunya mengucapkan kata atau menyusun kalimat.

Lebih dari itu, storytelling juga akan membantu anak dalam mendengar dan menyimak. Dari situ, anak akan belajar berkomunikasi dan menyimpulkan gagasan.

Lewat storytelling, anak pun bisa mendapatkan pengalaman belajar bahasa dengan lebih menyenangkan.

2. Menumbuhkan kemampuan berimajinasi dan berkreasi

Jika dibandingkan menonton video atau melihat gambar, storytelling dapat melatih otak anak untuk berimajinasi secara lebih aktif.

Lewat cerita yang dibawakan, anak akan berimajinasi mengenai alur cerita, karakter, latar, dan konflik yang terjadi.

Untuk menunjang aktivitas itu, orangtua dapat menggunakan mainan, misalnya boneka dari koleksi soft toys BLAVINGAD IKEA. Dengan media ini, anak dapat terbantu dalam memvisualisasikan cerita yang dibawakan orangtua.

Baca juga: Promo 11.11, IKEA Beri Potongan Harga hingga 33 Persen untuk 111 Produk Menarik

Hal tersebut dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking) yang kelak akan dibutuhkan pada beragam skenario di masa mendatang.

Mainan perkakas dapur seri DUKTIG dari IKEAIKEA Mainan perkakas dapur seri DUKTIG dari IKEA

3. Memperluas pengetahuan tentang budaya dan moral

Berbagai cerita yang disampaikan saat storytelling, terutama fabel dan legenda, biasanya mengintegrasikan pendidikan budaya serta moral secara kreatif sehingga mudah diterima oleh anak.

Selain itu, lewat storytelling, orangtua juga dapat mengenalkan beragam profesi, tempat, dan pelajaran hidup lain. Untuk memfasilitasi hal ini, orangtua bisa menggunakan mainan perkakas dapur seri DUKTIG dari IKEA.

4. Memperkuat ikatan antara anak dan orangtua

Di tengah kesibukan orangtua, storytelling dapat menjadi salah satu waktu terbaik untuk memperkuat ikatan (bonding) dengan anak.

Bonding antara orangtua dan anak merupakan fondasi untuk membentuk karakter positif anak serta kelancaran komunikasi dalam keluarga.

Dalam banyak kasus, bonding dapat membangun self-esteem atau harga diri seorang anak dan menjaga keutuhan keluarga meski anak telah tumbuh dewasa.

5. Memahami perkembangan anak

Melalui storytelling, orangtua dapat menggali berbagai informasi mengenai perkembangan anak, mulai dari kognisi, bahasa, sosial, hingga emosional.

Orangtua juga bisa memahami kesukaan anak. Bahkan, lewat storytelling, orangtua dapat pula mengidentifikasi masalah anak, mencari solusi, dan mengevaluasinya.

Itulah lima manfaat storytelling bagi anak dan orangtua. Sebagai informasi, beragam kegiatan bermain, termasuk storytelling, merupakan salah satu agenda dalam rangkaian kampanye IKEA Ayo Main dengan tema “Bawa Perubahan lewat Bermain”. Kampanye ini dilaksanakan di toko-toko IKEA mulai Jumat (28/10/2022) hingga Minggu (20/11/2022).

IKEA Ayo Main menghadirkan berbagai  kegiatan bermain, termasuk storytelling, di toko-toko IKEA. IKEA IKEA Ayo Main menghadirkan berbagai kegiatan bermain, termasuk storytelling, di toko-toko IKEA.

Pada rangkaian kegiatan tersebut, pengunjung juga bisa mengikuti berbagai agenda seru lain, seperti pesta kostum, membuat peta pikiran (mind map) mengenai urgensi menjaga kelestarian sungai, mendongeng dan menggambar, membuat mahkota wajah beruang, serta kompetisi karya kolase “Save Our Ocean”. Berbagai kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bermain bersama anak di rumah.

Baca juga: IKEA Indonesia Gelar Kampanye untuk Orang Tua dan Anak

Tak hanya agenda offline, konsumen IKEA juga bisa memeriahkan kampanye Ayo Main secara online lewat game mengumpulkan sampah di dalam lautan. Game ini dapat dimainkan menggunakan filter augmented reality (AR) di Instagram @ikea_id.

Lewat permainan tersebut, IKEA menekankan bahwa permainan dapat menjadi sarana edukasi mengenai urgensi merawat lingkungan.

Melalui kampanye Ayo Main, IKEA juga mengajak orangtua dan anak untuk mengikuti program donasi “Bermain dan Berbagi”.

Untuk setiap pembelian BLAVINGAD, konsumen turut berdonasi sebesar Rp 16.000 untuk perbaikan sanitasi air bagi anak-anak di perdesaan. Pada program ini, IKEA bekerja sama dengan Yayasan Save the Children.

Informasi secara lengkap mengenai berbagai kegiatan menarik Ayo Main di toko-toko IKEA bisa Anda dapatkan dengan mengunjungi tautan berikut. Melalui tautan ini, Anda juga bisa mendaftarkan diri untuk mengikuti kegiatan tersebut.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau