Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Qatar Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022, Ini Kata Dosen UMM

Kompas.com - 23/11/2022, 10:35 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjadi tuan rumah Piala Dunia selalu diperebutkan banyak negara. Seperti Qatar yang harus berlomba dengan Amerika, Jepang, dan negara lain untuk menjadi tuan rumah.

Ada alasan khusus mengapa banyak negara memperebutkan Piala Dunia.

Sebab, akan ada potensi ekonomi dan pariwisata yang besar di perhelatan akbar sepak bola ini.

Namun khusus Qatar, tahun ini banyak pecinta sepak bola mengkritik pemilihan Qatar sebagai tuan rumah.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Yunan Syaifullah ikut melihat apa keuntungan Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Baca juga: Kuliah S3 di Jepang, Dosen UMM Teliti Limbah Tahu Jadi Listrik

Dari segi ekonomi tidak ada hal yang menarik dengan terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Dia mengatakan Qatar sudah menjadi pelaku ekonomi besar di wilayah Timur Tengah. Di mana Qatar merupakan salah satu negara terkaya sebagai produsen minyak dunia.

Selain itu Qatar juga memiliki pertumbuhan ekonomi 6,3 persen dan Gross Domestic Product (GDP) mencapai 176 miliar dolar AS.

Yunan mengatakan, menurut teori pembangunan, maka keputusan Qatar sebagi tuan rumah perhelatan sepak bola yang diadakan setiap empat tahun sekali ini disebut teori terbalik.

Baca juga: Obat Sirup Faktor Gagal Ginjal Akut Anak-anak, Ini Kata Dokter RS UMM

Jika dahulu negara besar yang mendominasi perekonomi dunia, seperti Amerika Serikat dan Eropa, tapi hari ini ada tren atau kecendrungan bahwa negara-negara yang tidak diperhitungkan bisa menjadi pemain.

"Pada dasarnya setiap negara yang jadi tuan rumah Piala dunia akan mengalami pola yang sama dari sektor ekonomi. Di antaranya peningkatan pendapatan industri travel, baik dari transportasi maupun perhotelan. Itu pun dengan potensi terbukanya pasar baru di bidang merch atau brand global, seperti Adidas, Nike, Puma dan lainnya," ungkap Yunan, dilansir dari laman UMM.

Faktanya, Qatar menjadi negara yang menggelontorkan dana paling besar sepanjang sejarah Piala Dunia, yakni senilai 200 miliar dolar AS.

Biaya yang besar itu merupakan bentuk harga diri bagi Qatar sebagai negara yang potensi ekonominya tidak main-main.

Selain itu juga sebagai pembuktian dari teori pembangunan. Jika dulu hanya negara besar yang survive dari perekonomian dunia, bahkan bisa mengendalikannya kini negara-negara yang dianggap kecil juga bisa ikut andil dalam ekonomi dunia.

"Jika dilihat dari teori rasionalitas eknomi, banyaknya dana yang dikeluarkan Qatar di Piala Dunia itu berdasarkan pada ego dan kepentingan," kata Yunan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau