KOMPAS.com - Pendidikan adalah bekal anak meraih impiannya di masa depan. Namun, kesejahteraan psikologis orangtua ternyata juga berperan penting bagi kesuksesan anak meraih pendidikan tinggi.
Karena itu, memastikan kesejahteraan mental dan emosional orangtua juga menjadi langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara optimal.
Hal itu disampaikan Psikolog klinis profesional, Ayoe Sutomo. Menurutnya, dalam mempersiapkan pendidikan masa depan anak seringkali orangtua menghadapi tantangan yang mengganggu kesejahteraan psikisnya.
Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat Menyiapkan Dana Pendidikan Anak?
“Dalam perjalanan mempersiapkan pendidikan masa depan anak, seringkali terdapat berbagai tantangan yang dapat mengganggu kesejahteraan psikologis (psychological well-being) orang tua,” tutur Ayoe dalam peluncuran FWD Berkah Pendidikan, Selasa (12/09/2023).
Menurut Ayoe, salah satu tantangan yang dihadapi orangtua adalah perbedaan keinginan antara ibu dan ayah dalam menentukan tujuan pendidikan bagi anaknya. Ketika hal ini terjadi biasanya menimbulkan gap dan membuat komunikasi berantakan hingga akhirnya menimbulkan potensi konflik.
Selanjutnya, ada juga tantangan dalam mengelola ekspektasi orang tua ketika nantinya terdapat perbedaan antara keinginan pendidikan anak dengan orang tuanya. Belum lagi adanya kekhawatiran berlebih ketika orang tua menghadapi kondisi-kondisi tertentu.
Baca juga: Jaga Kesehatan Mental Siswa, Guru dan Orangtua Diminta Perkuat Pendidikan Karakter
Pada akhirnya, semua itu dapat menjadi beban mental sendiri bagi orang tua ketika mendiskusikan kemauan anak. Apalagi jika ada ekspektasi anak yang tinggi, dan orang tua tidak dapat mewujudkan itu.
Ketika orang tua belum selesai dengan kondisi mentalnya sendiri, mereka tidak bisa hadir penuh untuk anaknya. Sementara, itu adalah pondasi penting untuk mengarahkan anak meraih apa yang mereka ingin capai.
“That’s why itu penting bagi kita (orangtua) untuk mengelola dan menjaga diri kita dengan baik, baru kita hadir untuk anak-anak kita,” ucap Ayoe.
Caranya dengan mengenali diri dengan baik, termasuk apa yang membentuk ekspektasi kepada anak. Setelah kenal barulah orangtua dapat mengidentifikasi alasan mereka bersikap kepada anak, pasangan, atau lingkungan.
Lalu, orang tua bisa melakukan self care, mulai dari fisik, finansial, sosial, juga termasuk mendapatkan dukungan dari support system terdekat. Ada orang yang bisa diajak berdiskusi dan mendengarkan.
Baca juga: Dosen Psikologi Unair: Konseling Keluarga Jadi Solusi Permasalahan
Ada kalanya ketika keperluan orangtua memiliki orang yang lebih dari sekadar mendengarkan, di situlah mereka membutuhkan pandangan lebih luas dari para profesional melalui konsultasi.
Mereka perlu mendapat masukan dan konseling agar lebih siap untuk mempersiapkan masa depan anak yang lebih baik. Untuk frekuensi konseling bisa disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi orang tua, karena setiap orang tua memiliki kesulitannya masing-masing.
Namun, jangan sampai menunggu orang tua sampai drop baru melakukan konsultasi.
“Keburu relasinya nggak enak dengan anak, keburu ngomongin dana pendidikannya sudah nggak enak dengan pasangan, baru kemudian konsul. Nggak begitu, jadi kan kalau sudah cukup challenging apa yang dihadapi. Nggak apa-apa banget untuk kemudian bertemu dengan profesional dan melakukan konsultasi,” imbuh Ayoe.
Sejalan dengan adanya kebutuhan untuk memastikan mental orangtua tetap sehat ketika menyiapkan dana pendidikan anak, FWD Insurance meluncurkan FWD Berkah Pendidikan. Asuransi pendidikan berbasis syariah yang keunggulan utamanya yaitu menyediakan layanan konseling bagi orangtua.
Baca juga: Dosen UMM Beberkan Pentingnya Ikut Asuransi
“Layanan dukungan kesehatan mental ini merupakan upaya kami menjawab kebutuhan masyarakat modern dalam hal menjaga kesehatan mental dengan mudah, sejalan dengan visi kami mengubah cara pandang masyarakat tentang asuransi,” ujar Ade Bungsu, Direktur dan Chief Syariah and Business Development Officer FWD Insurance.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.