Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Riset Pengobatan Penyakit Genetika, Universitas Yarsi Gandeng 5 Negara

Kompas.com - 18/05/2024, 14:21 WIB
Selina Damayanti,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Berdasarkan permasalahan penyakit keturunan atau genetika yang tak kunjung dapat solusi, Universitas Yarsi menggandeng 5 negara di Asia untuk kembangkan penelitian mengenai penyakit genetika.

Universitas Yarsi mengundang para pakar genetika manusia dari dalam dan luar negeri, diantaranya Malaysia, Filipina, Thailand, Mesir, dan Tunisia untuk berdiskusi mengenai penelitian terkini serta menyempurnakan pengetahuan dan keterampilan kesehatan khususnya di bidang genetika.

Baca juga: Mau Kuliah di Universitas Yarsi 2023? Ini Rincian Biaya Kuliahnya

Acara The 1st International Symposium and Workshop “Medicals Genetic Update: From Genomic to Clinic” yang dilaksanakan pada 16-18 Mei 2024 ini memfokuskan diskusi mengenai bidang genetika pada tahap seluler, biologi molekuler, genomik, genetika, klinis, kanker, penyakit metabolik, dan penyakit menular.

Menurut Rektor Universitas Yarsi, Prof. Fasli Jalal, diskusi Medical Genetics ini diselenggarakan guna mengatasi permasalahan penyakit genetika karena di Indonesia masih dirasa kurang terhadap sosialisasi pencegahan penyakit genetika kepada masyarakat. Padahal, penyakit genetika ini dapat dicegah sejak dini.

Prof. Fasli juga menambahkan, yang menjadi tantangan datang dari berbagai faktor, diantaranya infrastruktur medis, sumber daya peneliti bidang biomedis, dan biaya operasional.

“Yang pertama alat, ya harganya miliaran, bahkan untuk perbaikan bisa sampai 1,2 miliar. Kemudian orang, ya kurang lebih saat ini kita punya 30 peneliti bidang biomedis. Yang ketiga biaya, kita ada alat harus minimal 300 sampel, dan biayanya 300 juta untuk satu kali penelitian,” ujar Prof. Fasli.

Baca juga: Guru Besar UI: Lewat Informasi Genetik Bisa Lihat Seorang Terkena Kanker

Acara ini juga turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dr. Lucia Rizka Andalucia. Dr. Lucia memaparkan agenda Kemenkes untuk membangun kapasitas transisi pengobatan genetika dari konvensional menjadi presisi.

Terdapat 4 hal yang menjembatani proses transisi pengobatan penyakit genetika di Indonesia, diantaranya Human Resources, Infrastructure, Awareness, dan Genomic Information.

Menurut Prof. Fasli, Kemenkes sudah mulai memberi perhatian lebih terhadap pengobatan penyakit genetika seperti penyediaan alat-alat biomedis canggih serta menyiapkan laboratorium dan penyimpanan profil genetika yang dapat digunakan untuk dasar penelitian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau