Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meneliti Tipografi Sektor Informal, Naomi Raih Doktor ITB

Kompas.com - 15/10/2011, 00:09 WIB
R. Adhi Kusumaputra

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Naomi Haswanto (44) meraih gelar doktor di Institut Teknologi Bandung setelah mempertahankan disertasinya berjudul "Fenomena Tipografi Vernakular Masyarakat Sektor Informal Perkotaan Sebagai Ekspresi Budaya Masyarakat Urban Kota Bandung", Jumat (14/10/2011).

Penelitian yang dilakukan Naomi ini berhasil mengetahui keunikan bentuk keragaman visual Tipografi Vernakular yang dihasilkan PKL dalam sektor informal sebagai fenomena tipografi yang muncul di masyarakat urban kota Bandung.

Sifat tipografi vernakular yang kasual dan tidak terikat aturan formalitas menyebabkan cara mengungkap huruf bebas, mengolah gagasan bisa dari apa saja, dengan memanfaatkan gagasan dan benda yang ada di lingkungan sehari-hari.

Dinamis karena banyak terpengaruh tren, dan sering meniru budaya populer. Tipografi vernakular juga romantik, dalam cara pandang pembuatnya menonjolkan perasaan indah, dan bangga akibat pengaruh penggunaan material ataupun meniru dan melestarikan gaya ungkap penggambaran jaman dahulu (tradisi).

Huruf cenderung ramai dengan hiasan, warna yang cerah, kontras, susunan yang geometris, melingkar, berbingkai dan berulang (pola redundan). Terkadang berpenampilan lucu, aneh, ‘liyan’ dan mengejutkan. Apalagi bila ditambah dengan isi pesan pelesetan yang terkadang ‘guyon’ menjadikan keakraban sifat khas kaum sektor informal.

Keunikan dan keragaman bentuk anatomi dan karakter huruf-huruf terbentuk karena huruf dihias, diolah, diberi ornamen, diberi tambahan gambar, ditebal-tipiskan, ditonjolkan dengan diberi bayangan, dilapis, diberi warna kontras, sehingga tipografi vernakular cenderung berpenampilan bebas, ornamental, dekoratif dan figuratif.

Keunikan dan keragaman tipografi vernakular tersebut terbentuk akibat hasil dari sudut pandang pemikiran PKL dan sikap hidup, norma dan nilai-nilai kehidupan PKL sebagai kaum urban yang berjiwa bebas, kausalitas tidak terikat aturan formal, senang menghias, suka meniru, lugas, sederhana dan naif, bebas dalam memilih/ menentukan gaya tulisan, bebas dalam mengolah gagasan, yang diperoleh dari lingkungan sehari-hari, dan dipengaruhi budaya populer.

Akibat pemikiran ini maka visual tipografi vernakular sifatnya luwes dan dinamis karena menerima perubahan segala sesuatu yang menjadi tren dengan cepat. Sifatnya yang senang meniru dan banyak dipengaruhi oleh Lingkungan, lokalitas habitat kebiasaan hidup sehari-hari (pengaruh budaya asal/budaya bawaan) dan huruf yang dipengaruhi panutan (agen perubahan), misal Abah Garut dan, pengaruh Budaya Populer (budaya luar, budaya tradisi, budaya asal) menyebabkan jenis tipografi vernakular ini amat beragam.

Pengaruh lain yang menyebabkan keragaman adalah perbedaan cara pembuatan tipografi vernakular yang terkait dalam Sejarah (era tulisan tangan, era sablon, era digital) yang ketiganya masih dipergunakan hingga kini. Salah satu ciri dari tipografi vernakular yang diwariskan sejarah juga adalah penggunaan huruf kapital yang cenderung lebih banyak dipakai sebagai identitas.

Menurut Naomi, gejala masyarakat informal perkotaan yang menampilkan dirinya melalui fenomena tipografi vernakular sebagai ekspresi budaya mereka sesungguhnya adalah sebuah simbol perlawanan terhadap persoalan hidup yang menekan mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com