"Satu contoh, melamar kerja di Jepang itu yang paling dilihat bukan prestasi akademisnya,
tapi kemampuan berorganisasi, skil memimpin dan kerjasama. Jadi, sudah bukan waktunya
perguruan tinggi hanya memfasilitasi mahasiswa dengan melulu kegiatan belajar-mengajar di kelas melalui ceramah atau seminar yang terlalu formal," ujar Dahlan Nariman, Vice Dean of Admission-Associate Professor Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), di Kampus Ritsumeikan APU, Beppu, Jepang, Rabu (26/6/2013).
Dahlan mengatakan, banyak kegiatan di luar kelas yang bisa mengondisikan para mahasiswa memperoleh soft skills mereka dengan baik. Salah satunya adalah memfasilitasi mahasiswa untuk berorganisasi.
Agar para mahasiswanya mampu bersaing dan berkiprah di kancah global, lanjut Dahlan, pihak Ritsumeikan APU memfasilitasi kegiatan-kegiatan mahasiswanya, baik dalam bentuk kegiatan organisasi kampus maupun proyek studi lapangan. Menurut dia, dengan cara itulah APU berhasil mencetak mahasiswa siap kerja dan membuka lapangan kerja di dunia internasional.
Tahun lalu, dari 46 mahasiswa Indonesia yang lulus dari Ritsumeikan APU, sebanyak 40 orang
langsung bekerja di Jepang, 2 orang melanjutkan pendidikan ke tingkat S-2, 3 orang bekerja
di perusahaan Jepang di Indonesia, serta 1 lulusan lainnya malanjutkan bisnis orang tuanya di Indonesia.
"Karena mereka sudah terbiasa bekerja dengan orang-orang dari berbagai bangsa dan latar
belakang budaya berbeda. Dengan berorganisasi itulah mereka terbiasa memimpin dan dipimpin,
bekerjasama tanpa canggung," ujar Dahlan.