Lewat StuNed, Belanda "Menggoda" Pelajar Indonesia

Kompas.com - 12/10/2014, 07:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada banyak negara tujuan pelajar Indonesia melanjutkan pendidikan strata satu (S-1), S-2, atau S-3. Sebut saja Singapura, Australia, Inggris, Jerman, Perancis, dan Belanda. Khusus Belanda, setidaknya ada lebih dari 800 pelajar Indonesia berkesempatan mengenyam sistem pendidikan di negara itu.

"Saat ini ada 800 sampai 1000 mahasiswa Indonesia di Belanda. Mahasiswa Jerman menjadi yang terbanyak, lalu diikuti China di belakangnya. Indonesia ada di urutan ketiga atau keempat di belakang mereka," ujar Indy Hardono, Koordinator Tim Beasiswa StuNed di Nuffic Neso Indonesia, pada jumpa pers di Jakarta, Jumat (10/10/2014).

StuNed atau Studeren in Nederlands adalah program belajar di Belanda yang dibiayai langsung oleh Pemerintah Belanda untuk masyarakat Indonesia. Ada banyak faktor yang menyebabkan banyak pelajar Indonesia tertarik belajar di Belanda melaui StuNed.

Menurut Indy, StuNed menyediakan program studi atau area proritas yang menarik bagi pelajar Indonesia. Pilihan program internasionalnya juga lebih banyak ketimbang negara Eropa lainnya. Hal paling menarik adalah kedekatan kultural antara Belanda dengan Indonesia. Indy menyebut kedekatan tersebut sebagai 'Home Away From Home' atau rumah yang jauh, tapi tetap rumah bagi mahasiswa Indonesia.

Selama 14 tahun berkiprah di Indonesia, StuNed telah menghasilkan 3000 alumnus. Dari jumlah itu, 45 persennya ada di Jakarta, sementara sisanya tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Saat ini program beasiswa StuNed bekerjasama dengan seluruh universitas di Belanda, dengan catatan hanya universitas yang menyelenggarakan program internasional. Program internasional itu sendiri adalah program belajar dengan bahasa pengantar Inggris, bukan Belanda.

"Semua universitas di Belanda terbuka untuk aplikan pelamar StuNed dengan program internasional. Universitas itu terdiri dari 14 research university dan 40 applied science university," jelas Indy.

Daya tarik

Indy mengatakan, ihwal persyaratan akademik, Nuffic Neso Indonesia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak perguruan tinggi. Mereka yakin pihak universitas mampu menyeleksi hal tersebut dengan baik.

"Jika pihak universitas sudah menerima, maka 80 persen mereka akan mendapatkan beasiswa StuNed. Selebihnya, kami akan menyeleksi faktor non akademik seperti prestasi, pencapaian, dan penghargaan yang pernah didapat oleh aplikan," ungkap Indy.

Menanggapi hal itu, Hellena Souisa, alumnus StuNed dari Leiden University 2004-2006, program studi International Relations and Diplomacy, mengatakan bahwa penerimaan yang baik kepada pendatang di Belanda menjadi salah satu daya tariknya memilih belajar di Belanda melalui StuNed.

"Apalagi PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) di sana juga aktif dan memiliki kekeluargaan yang erat," kata Hellena.

Pengakuan serupa juga disampaikan Immanuel Hutasoit, alumnus StuNed dari The Hague University 2013-2014 program studi Master Accounting and Cotrol.

"Saya memang ingin merasakan nuansa belajar di Belanda dengan menggunakan ketenaran StuNed," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan SMA Taruna Nusantara dan AAU

Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan SMA Taruna Nusantara dan AAU

Edu
BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

Edu
Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Edu
“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

Edu
Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Edu
Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

Edu
Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Edu
Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Edu
Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Edu
Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Edu
Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Edu
Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Edu
Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Edu
Banyak Gen Z Masih Jadi Pengangguran, BCA Beri Beasiswa dan Pelatihan

Banyak Gen Z Masih Jadi Pengangguran, BCA Beri Beasiswa dan Pelatihan

Edu
Mendikdasmen: Mapel AI dan Coding Mulai Siswa SD Kelas 4-6, Bukan Wajib

Mendikdasmen: Mapel AI dan Coding Mulai Siswa SD Kelas 4-6, Bukan Wajib

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau