Prospek Karir Menggiurkan di Industri Pariwisata

Kompas.com - 29/04/2015, 07:00 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini sumber daya manusia Indonesia di sektor pariwisata masih didominasi oleh tenaga kejuruan. Kebanyakan warga lokal, bahkan yang berpendidikan sekalipun, menempati posisi praktis, mulai kasir, penerima tamu, juru masak, akuntan, dan lain-lain. Meskipun cukup menjanjikan, kualitas SDM lokal kurang mampu berkompetisi pada posisi manajerial.

Banyak orang alergi menekuni bidang pariwisata karena dianggap tidak dapat menjamin kesejahteraan di masa depan. Bagi orang tua kelas ekonomi menengah ke atas, menyekolahkan anaknya ke jurusan bisnis dirasa lebih menjanjikan ketimbang bidang kepariwisataan.

Yuliana, Head of Hospitality and Tourism Management Binus International saat ditemui KOMPAS.com, Rabu (22/04/2015), mengatakan bahwa para orang tua memiliki ekspektasi tinggi terhadap karir anaknya setelah bergelar sarjana. Mereka memilih jurusan manajemen bisnis atau jurusan berbau ekonomi karena dianggap jangkauannya lebih luas dan menjanjikan jalur karir jelas.

"Padahal, untuk menekuni bisnis pariwisata dibutuhkan pengetahuan mendalam tentang produk yang ditawarkan. Kalau membuka restoran misalnya, kita menggaji chef. Lalu, kalau chef-nya kabur, habislah bisnis kita," ujar Yuliana.

Di Hospitality and Tourism Management, lanjut Yuliana, mahasiswa diajarkan semua hal berkaitan dengan aspek-aspek teknis dan jenis kepariwisataan, mulai perhotelan, restoran, pengembangan wisata, sampai pariwisata makro. Dengan pengetahuan luas dan mendalam, lulusannya memiliki kompetensi untuk memilih karir tingkat menengah atau tinggi, misalnya manager, supervisor, konsultan, bahkan wirausahawan.

"Mereka bisa langsung masuk jajaran manajerial dengan gaji minimal Rp 7 sampai Rp 8 juta. Ada juga yang sukses membuka usaha sendiri dengan omset puluhan juta," ujar Yuliana.

Dia menjelaskan, ketika para mahasiswa diberikan proyek membangun usaha sendiri, mereka dituntut membuat perencanaan bisnis yang menyeluruh. Artinya, mereka harus mengembangkan inovasi produk atau menu makanan dan minumannya sendiri. Seluruh rancangan, mulai dari perencanaan modal, pemilihan tempat, penentuan harga, sponsor, sampai hal remeh temeh semisal desain logo atau kebutuhan interior tempat usaha harus diselesaikan sendiri.

Yuliana berharap, kompetensi pendidikan kepariwisataan di Indonesia akan terus meningkat dan memiliki peminatnya sendiri. Karena, menurut Yuliana, industri pariwisata tak pernah surut dan akan terus berkembang. Nantinya, SDM berkualitas semakin dibutuhkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau