Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Kualitas, SDM Indonesia Wajib Kerja Cerdas!

Kompas.com - 22/05/2015, 14:37 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

KOMPAS.com – Data Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun ini melemah dibandingkan tahun lalu dengan margin 0,43 persen. Sebaliknya, perkembangan industri manufaktur Indonesia kian menanjak.

Pada 2013 lalu Kementerian Perdagangan Republik Indonesia mencatat, pertumbuhan industri manufaktur meningkat sebanyak 6,4 persen. Industri ini telah berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebanyak 20,8 persen atau Rp1.714 triliun.

Sementara itu, walau sempat melemah, pertumbuhan industri manufaktur pada 2014 mampu mencapai 5,34 persen. Angka ini lebih tinggi dari pada pertumbuhan PDB nasional saat itu.

Sampai April 2015, catatan terkini BPS menunjukkan nilai ekspor produk otomotif menguat 17,15 persen dari raihan periode sama di tahun lalu atau sebesar 410,9 juta dollar AS. Karena itulah, tak berlebihan jika industri manufaktur otomotif diharapkan menjadi salah satu senjata pamungkas laju perekonomian Indonesia.

"Saat ini, pertumbuhan industri otomotif Indonesia memang masih lebih baik dari negara-negara tetangga. Thailand mengalami penurunan tahun ini. Malaysia, Philipina, Vietnam juga perkembangannya tidak terlalu signifikan," kata Direktur Corporate and External Affairs Directorate PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) I Made Dana Tangkas saat ditemui KOMPAS.com, Kamis (21/5/2015).

Namun begitu, dia melanjutkan, basis industri manufaktur otomotif Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan Thailand. Negara ini disebut-sebut memiliki kapasitas besar, jauh melebihi Indonesia.

"Kapasitasnya hampir 2,5 juta. Thailand juga pernah mengalami nilai konsumsi dalam negeri dan luar negeri 50:50. Walaupun memang sempat turun di tahun 2014," ujar Made.

Dia menurutkan, persaingan antarnegara ASEAN semakin ketat. Apalagi, keran perdagangan akan segera terbuka lebar menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun ini.

Agar unggul dalam persaingan, semua lini industri di Indonesia wajib berbenah diri. Skala bisnis harus segera diperluas. Kecepatan proses dan kualitas produksi harus mengikuti standar internasional, terutama kualitas sumber daya manusia (SDM).

KompasOtomotif-Donny Apriliananda Pelatihan yang dilakukan TMMIN untuk operator kendaraan di pabrik demi efisiensi waktu dan ketepatan.

Tiga faktor utama

Sebagai penggerak utama, industri manufaktur membutuhkan ahli-ahli teknik mumpuni yang mampu bersaing dengan negara lain. Namun, sebagian besar dari mereka masih membutuhkan sentuhan profesional agar mampu tampil meyakinkan.

"Sebetulnya Indonesia punya banyak SDM berkualitas yang mampu kerja di luar negeri atau perusahaan internasional. Tapi, ya itu, jumlahnya masih sedikit dibandingkan dengan negara lain," ujar Rektor Universitas Bina Nusantara, Harjanto Prabowo, saat ditemui KOMPAS.com, Selasa (19/5/2015).

Made menyebutkan, ada tiga faktor perlu ditingkatkan untuk menuju ahli teknik berkelas dunia. Ketiga faktor itu adalah kompetensi atau keterampilan, wawasan, dan sikap.

"Dengan ketiga faktor ini, jika digerakkan terus seperti bola salju, semakin menguat dan bertambah sebanding dengan bertambahnya pengalaman sampai terbentuk seorang ahli teknik profesional," jelas Made.

Selain itu, menurut Made, sikap haus akan pengembangan diri wajib ditanamkan. Seorang ahli teknik harus mengedepankan motivasi untuk terus meningkatkan kemampuan atau 'to be', bukan mendahulukan keinginan pribadi semata atau 'to have'.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Aturan Baru Sekolah di Jabar, Masuk Pukul 06.30 hingga Tidak Ada PR
Aturan Baru Sekolah di Jabar, Masuk Pukul 06.30 hingga Tidak Ada PR
Edu
Hanya Satu Kampus Swasta Indonesia yang Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi QS WUR 2026
Hanya Satu Kampus Swasta Indonesia yang Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi QS WUR 2026
Edu
UI Masuk 200 Kampus Top Dunia, Sekian Biaya Kuliah Jalur Mandiri UI 2025
UI Masuk 200 Kampus Top Dunia, Sekian Biaya Kuliah Jalur Mandiri UI 2025
Edu
Cek 10 Sekolah Kedinasan Sepi Peminat, Bisa Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS
Cek 10 Sekolah Kedinasan Sepi Peminat, Bisa Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS
Edu
Kisah Sherly Phangestu, Mahasiswa Indonesia Dapat Pujian CEO Apple
Kisah Sherly Phangestu, Mahasiswa Indonesia Dapat Pujian CEO Apple
Edu
Ramai Sekolah Ilegal, Ini Cara Cek Sekolah yang Pakai Kurikulum Cambridge
Ramai Sekolah Ilegal, Ini Cara Cek Sekolah yang Pakai Kurikulum Cambridge
Edu
Jadwal SPMB Jatim 2025 Tahap 2 sampai 4 dan Cara Pendaftarannya
Jadwal SPMB Jatim 2025 Tahap 2 sampai 4 dan Cara Pendaftarannya
Edu
Cara Daftar Ulang Seleksi Mandiri ITB 2025, Cek Biaya UKT dan IPI
Cara Daftar Ulang Seleksi Mandiri ITB 2025, Cek Biaya UKT dan IPI
Edu
Hanya 2 UIN Masuk Daftar Kampus Terbaik Dunia 2025
Hanya 2 UIN Masuk Daftar Kampus Terbaik Dunia 2025
Edu
Sekolah Islam Al Azhar Jakapermai Gandeng Cambridge Perkuat Standar Pendidikan Global
Sekolah Islam Al Azhar Jakapermai Gandeng Cambridge Perkuat Standar Pendidikan Global
Edu
Profil Peneliti UGM yang Temukan 7 Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Profil Peneliti UGM yang Temukan 7 Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Edu
DIskusi Ilmiah FSI: Kawal Kedaulatan di Laut China Selatan, Indonesia Perlu Perkuat Kapasitas dan Diplomasi
DIskusi Ilmiah FSI: Kawal Kedaulatan di Laut China Selatan, Indonesia Perlu Perkuat Kapasitas dan Diplomasi
Edu
Menbud Fadli Zon: Sejarah Bukan Tentang Emosi, tapi Kejujuran
Menbud Fadli Zon: Sejarah Bukan Tentang Emosi, tapi Kejujuran
Edu
Soal Sumpah Jabatan Rektor UPI Pakai Bahasa Inggris, Kemendikti Buka Suara
Soal Sumpah Jabatan Rektor UPI Pakai Bahasa Inggris, Kemendikti Buka Suara
Edu
Seleksi Calon Guru Sekolah Rakyat Diumumkan, Klik https://kemensos.go.id/
Seleksi Calon Guru Sekolah Rakyat Diumumkan, Klik https://kemensos.go.id/
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau