Konsep Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh Solusi Bagi Asia Tenggara

Kompas.com - 03/10/2015, 14:42 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis

KOMPAS.com – Kendala umum dalam dunia pendidikan adalah terbatasnya dana, waktu, dan akses antara pelajar dan institusi pendidikan. Padahal, pendidikan merupakan tiang utama untuk membangun sebuah negara.

Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan sekolah menjadi modal untuk membina seseorang dalam memahami jenjang kehidupan selanjutnya. Dari sini pula, sumber daya manusia yang terampil dan mampu bersaing dapat tercipta.

Untungnya seiring dengan kemajuan teknologi, keterbatasan tersebut dapat dihapuskan. Sistem pendidikan formal yang membuat pelajar harus datang ke sekolah dapat terganti oleh model pendidikan terbuka dan jarak jauh (PTJJ).

Karena memanfaatkan media digital, PTJJ memberikan keleluasaan bagi pelajar yang berasal dari pelosok atau harus kuliah sambal bekerja. Mereka tidak perlu hijrah demi mengenyam pendidikan dan otomatis biayanya pun terjangkau.

PTJJ mendekatkan kelas pada pelajar dengan layanan tingkat kota dan kabupaten. Proses belajar mengajar dapat berjalan dibantu komputer, jaringan internet, dan fasilitas memadai.

Komunikasi serta interaksi belajar dalam sistem PTJJ dibangun tanpa harus menunggu adanya tatap muka seperti sekolah umum. Pelajar pun dapat memilih beragam subjek yang tersedia.

Kurikulum program studi, standar kelulusan, dan silabus dibangun berdasarkan kebutuhan pembelajaran. Tidak perlu khawatir, daya saing lulusan tak akan kalah karena sistem ini mengembangkan pelajaran teori bersamaan dengan praktek.

PTJJ sekaligus memberikan rangsangan bagi pelajar untuk lebih menghargai ilmu dan mandiri. Tanpa kesadaran untuk gigih, waktu mereka akan terbuang karena tidak bisa mengandalkan guru yang akan selalu mengawasi.

Ist Ilustrasi

Menjadi perhatian ASEAN
Sistem PTJJ sebenarnya telah lama menjadi sorotan di wilayah ASEAN. Konsep pendidikan ini mendukung aspek geografis Asia Tenggara, serta menjadi solusi pemerataan pendidikan.

PTJJ juga didukung oleh SEAMEO Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC), salah satu lembaga di bawah naungan Organisasi Menteri-menteri Pendidikan di Asia Tenggara. Sejak 1997, SEAMOLEC menjadi pusat keahlian dalam model pembelajaran ini.

SEAMOLEC membantu negara-negara Asia Tenggara mengidentifikasi masalah pendidikan dan mengembangkan sumber daya manusia melalui pemanfaatan PTJJ. Tidak hanya dalam konteks pendidikan menengah dan dasar, tetapi juga sampai jenjang perguruan tinggi.

Lembaga ini juga memfasilitasi riset dan pengembangan, pelatihan, teknologi dan informasi, serta sumber daya terkait PTJJ di dalam dan di luar Asia Tenggara. Tujuannya agar pihak yang terlibat dapat saling belajar dan mengambil manfaat antarnegara ASEAN dan dunia.

Salah satu contoh aplikasinya di Indonesia adalah program SEA Digital Class. Program ini dilaksanakan berkolaborasi bersama Ridwan Kamil dalam menciptakan pilot project Bandung Smart City; 81 Sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) dengan total partisipasi 8.491 siswa.

SEAMOLEC juga membuka kesempatan beasiswa menempuh pendidikan tiggi di berbagai negara, seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea. Peluang ini terbuka baik untuk siswa, praktisi pendidikan, maupun pegawai.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai beasiswa SEAMOLEC, hadiri perayaan 50 tahun SEAMEO pada tanggal 7-8 Oktober 2015. Acara akan diselenggarakan di komplek kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta.

Selain SEAMOLEC, pameran dan seminar akan turut hadiri oleh lembaga pendidikan dalam naungan SEAMEO di Indonesia. Antara lain, pusat penelitian biologi tropika (SEAMEO BIOTROP), pusat pengajaran guru dan tenaga pendidikan (SEAMEO QITEP), pusat penelitian makanan dan nutrisi (SEAMEO RECFON), serta sekretariat SEAMEO (SEAMES).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau