Dari Pintu Kampus, Menggenjot Ekonomi Kreatif Indonesia

Kompas.com - 23/10/2015, 07:32 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com
– Peran industri kreatif dalam menggenjot ekonomi Indonesia semakin meningkat. Tahun lalu saja kontribusinya mencapai Rp 642 triliun atau sekitar tujuh persen dari total Produk Domestik Bruto. Artinya, sumber daya manusia berkompeten di bidang kreatif, termasuk desain, juga semakin dibutuhkan.

"Kalau secara talent (kemampuan desain dalam negeri) itu sudah enggak kalah, justru (institusi) pendidikannya yang kurang banyak. Nah, peningkatan kualitas melalui kolaborasi dengan universitas luar negeri menurut saya sangat baik karena bagaimana pun juga ilmu dan teknologinya dari sana datangnya," ucap Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, kepada Kompas.com dalam acara peresmian fasilitas kampus baru Binus Northumbria School of Design di mall FX Sudirman, Jakarta, Kamis (22/10/2015).

Sejak 2014 lalu, Universitas Bina Nusantara (Binus) memang telah resmi bekerja sama dengan Northumbria University, Inggris, untuk mengembangkan industri kreatif di kalangan mahasiswa, khususnya di bidang desain. Kerjasama tersebut memunculkan nama baru, yaitu Binus Northumbria School of Design (BNSD). Adapun program pembelajaran di BNSD ini meliputi Graphic Design & New Media, Fashion Design, dan Fashion Management.

"Kita berpikir lain ketika membuat sekolah desain. Selain kita punya partner yang bagus, top, dan kompeten, kita juga ingin support lingkungan belajarnya," kata Rektor Binus Prof Harjanto Prabowo.

Lalu, kenapa memilih mendirikan kampus di pusat perbelanjaan di tengah-tengah kota?

Harjanto mengaku bahwa hal itu sengaja dilakukan agar mahasiswa bisa berinteraksi langsung dengan pelaku industri. Sebaliknya, pelaku industri pun akan lebih mudah masuk karena letak kampus strategis.

"Pendekatan ini yang Binus ambil agar dosen dan anak-anak lebih kreatif, lebih terbuka. Kan Binus salah satu kekuatannya itu (adalah) relate sama industri," ucapnya.

ADHIS SISWANTO/KOMPAS.COM Dalam acara tersebut, hasil karya mahasiswa dari jurusan Graphic Design pun turut dipamerkan.

Untuk program pendidikan, saat ini BNSD merupakan satu-satunya kampus di Indonesia yang menawarkan ijazah sarjana (S1) bagi lulusan program studi Fashion Design.

"Kebanyakan di Indonesia itu D3 (Diploma). Selain itu, kita mungkin universitas pertama di Indonesia bahkan dunia yang punya program dual award," tutur Dekan BNSD Minaldi Loeis.

Dia menjelaskan, umumnya mahasiswa harus melakukan tiga tahun perkuliahan di kampus Indonesia dan satu tahun di kampus luar negeri untuk mendapatkan dua gelar sarjana atau biasa disebut "sandwich program". Namun di BNSD, mahasiswa tetap belajar selama empat tahun penuh di Indonesia.

"Jadi mereka utuh mengambil mata kuliah Binus, tapi plus mata kuliah dari Universitas Northumbria. Penambahan mata kuliah ini sengaja untuk membantu mereka (mahasiswa) mengerjakan skripsi atau karya akhirnya," ujar Minaldi.

Dia berharap karya akhir para mahasiswa nanti benar-benar bisa diterima oleh pasar global. Cita-cita ini mendorong mahasiswa terus menguji kemampuan membuat produk yang bisa diterima pasar, bahkan saat baru memasuki semester awal. Salah satu proyek yang sedang digarap oleh jurusan Fashion Design adalah merancang busana untuk ajang 'Jakarta Fashion Week 2015' pada Selasa, 27 Oktober 2015.

"Temen-temen (mahasiswa dan dosen) kerja keras (untuk Jakarta Fashin Week) karena memang di situlah tempat ujian yang sebenarnya. Kita ngajar apapun, belajar apapun, toh nilai yang sebenarnya, evaluasi sebenarnya ada di masyarakat. Nanti, kalau jelek ya di situ (terlihat), bagusnya ya di situ," kata Harjanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau