Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irwan Suhanda
Editor dan Penulis

Editor dan Penulis

Memaafkan...

Kompas.com - 24/03/2017, 07:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Hal-hal yang dapat dipetik dari kisah orang-orang "mampu" memaafkan, yaitu:

1. Kisah nyata orang-orang ini membuktikan dengan sadar mau memaafkan dan mengampuni (forgiveness), berarti mampu melepaskan diri dari rasa amarah, benci, dan membalas dendam. Padahal, orang yang telah mengalami sakit hati, kepahitan, biasanya tidak mudah memaafkan apalagi mengampuni.

Walaupun ada teori mengatakan bahwa mengampuni tidak otomatis melupakan (forgive but not forget), tetapi apabila mampu memaafkan sudah sangat bagus. Jadi orang-orang ini sesungguhnya memang memiliki "karakteristik kepribadian" yang mudah memaafkan.

2. Orang-orang ini menyadari bahwa dengan memaafkan dan mengampuni segala sesuatu sudah dianggap selesai, tidak ingin menjadi beban pada diri sendiri.

Kesadaran untuk memaafkan timbul dari hati terdalam, sekalipun yang bersalah tidak meminta maaf. Tidak ada lagi "ketegangan psikologis" pada diri yang tersakiti.

3. Orang-orang ini memiliki kedekatan dengan Tuhan yang penuh kasih, adanya kesadaran agama yang dianutnya yang memerintahkan agar mau saling mengampuni sesama manusia.

Dengan kedalaman rohani yang dimiliki mereka bisa merefleksikan pada kehidupan nyata.

Religiusitas dan memberi maaf memiliki hubungan yang erat. Sebab, bagi korban, kalau ia mampu memaafkan berarti ia telah menjalankan perintah Tuhan agar bersedia saling mengampuni.

4. Rujuknya antara korban dan pelaku sebagai kelanjutan proses saling memaafkan dan mengampuni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com