Salin Artikel

Berharap Dapat Royalti Besar, Indonesia Ikut Pameran Buku di China

BEIJING, KOMPAS.com – Jajaran tulisan membentuk kata "Indonesia" terlihat pada salah satu papan di antara stan Beijing International Book Fair (BIBF) 2017. Hari pertama dibuka, stan yang berada di area E1-C20 ini sudah menarik perhatian pengunjung. 

Di dalamnya ada susunan rapi rak berisi macam-macam jenis buku. Mulai dari buku anak, fiksi, nonfiksi, biografi, hingga novel bisa ditemui di sana.

“Partisipasi Indonesia dalam BIBF 2017 merupakan yang kedua kali. Kami ingin menyasar potensi pasar Asia yang lebih besar," kata Ketua Komite Buku Nasional Laura Prinsloo pada Kompas.com, Rabu (23/8/2017).

Kata Laura, target yang disasar adalah jumlah transaksi, pengunjung, dan peserta acara. "Semoga jumlah royalti penjualan buku ke China tahun ini lebih besar dari tahun lalu," tambahnya.

Laura menjelaskan bahwa potensi pasar di China cukup besar karena rata-rata jumlah minimum pencetakan buku ada sekitar 5.000 eksemplar. Penerbitan mereka juga dikelompokkan di setiap provinsi.

“Jadi setiap provinsi punya publishing group sendiri dan itu besar-besar. Jika provinsinya kaya maka publishing group-nya kaya. Kalau populasi di provinsi itu banyak maka publishing group-nya juga besar,” ujar dia.

Tahun lalu, kata dia, ada sekitar 19 judul buku yang dibeli hak ciptanya. Dari jumlah tersebut, buku non-fiksi dan buku anak menempati urutan terbanyak dibeli. Adapun buku akademis, buku how to, dan biografi tokoh juga jadi andalan Indonesia.

BIBF 2017 diadakan pada 23-27 Agustus 2017 di China International Exhibition Center, Beijing, China. Adapun partisipasi peserta adalah penerbit buku dari berbagai negara, di antaranya Jerman, Perancis, Korea, Singapura, Malaysia, dan beberapa negara dari Timur Tengah.

https://edukasi.kompas.com/read/2017/08/23/14240491/berharap-dapat-royalti-besar-indonesia-ikut-pameran-buku-di-china

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke