Pada Asiagraph Reallusion Award 2017 ini, tim Indonesia yang diwakili Univesitas Surya berhasil meraih juara pertama sebagai 'Best Film CG' dan berhak membawa pulang hadiah 10.000 dollar AS. Sementara itu, tim dari Unikom Bandung mendapat penghargaan sebagai 'Outstanding Work'.
Digelar sejak 23-25 Agustus 2017, Asiagraph adalah organisasi di bidang pendidikan yang fokus pada pengembangan teknologi digital, industrial, tren budaya melalui publikasi media, animasi, games, dan banyak lagi. Asiagraph beranggotakan para sarjana dan peneliti dari bidang pendidikan (universitas), pemerintah, dan perusahaan (industri kreatif) di di kawasan Asia Pacifik.
Sejak digelar pertama kali pada 2013, perlombaan ini diikuti para mahasiswa dari berbagai negara seperti Jepang, Korea, Taiwan, China, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Australia.
Sebelum mengikuti lomba tersebut, untuk pertama kalinya Indonesia mengadakan local round dan membawa pemenangnya sebagai wakil Indonesia di babak final. Pertandingan "seleksi" yang berlangsung di Universitas Tarumanagara pada 8—10 Mei 2017 lalu itu akhirnya mengantarkan tim Univesitas Surya sebagai juara pertama dan Universitas Komputer (Unikom) Bandung sebagai juara kedua.
Sony Adi Purnomo, tim pembimbing dari Universitas Surya dalam keterangan pers, Senin (11/9/2017), mengatakan bahwa emenangan tersebut diharapkan bisa meningkatkan sumber daya pada industri kreatif bidang film dan animasi.
"Di era digital sekarang ini salah satu bidang yang terus bergerak cepat adalah animasi yang mulai digunakan untuk berbagai keperluan. Kemenangan ini membuktikan bahwa kemampuan Indonesia tidak kalah dari negara lain dan siap bersaing di kancah internasional," ujarnya.
Pada akhirnya, lanjut dia, daya saing dalam pengembangan industri kreatif tidak akan pernah lepas dari mind-set untuk selalu berpikir secara kreatif sehingga mampu menciptakan karya-karya yang berkualitas, memiliki nilai tambah, dan berdaya saing tinggi.
https://edukasi.kompas.com/read/2017/09/11/16500511/indonesia-jadi-jawara-lomba-animasi-tingkat-asia-pasifik