BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Tanoto Foundation
Salin Artikel

Di Masa Depan Masih Perlukah Slogan Dilarang Buang Sampah Sembarangan?

Lebih kurang, seperti itulah kata-kata emas yang lazim diajarkan orangtua ataupun guru di kelas.

Namun, meski telah diucapkan turun-temurun, mengaplikasikan hal tersebut gampang-gampang susah. Acap kali kita masih tergoda untuk membuang sampah tidak pada tempatnya. Terlebih lagi, jika tak ada orang lain yang mengawasi.

Menerapkan nilai perduli lingkungan sejatinya merupakan kewajiban masyarakat lintas generasi. Entah itu generasi baby boomer, generasi X, generasi milenial, maupun generasi kekinian, yaitu generasi Z.

Mengutip laman Forbes pada Minggu (27/8/2017), generasi Z, sebagai salah satu contoh, merupakan generasi yang cenderung inklusif atau berpandangan terbuka dan mudah terinspirasi praktik-praktik baik dari orang di sekitarnya.

Kondisi itu tentunya memudahkan proses penanaman nilai luhur kehidupan bagi mereka, termasuk sifat cinta lingkungan.

Dengan demikian, mereka tak harus diajarkan pesan yang bersifat kompleks dan menyulitkan, tetapi dapat dimulai dari hal yang sederhana.

Semangat itu sebagaimana terlihat pada SDN 118315 Perkebunan Negeri Lama Seberang, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara.

Sekolah dengan jarak sekitar 200 kilometer dari Medan, ibu kota Sumatera Utara itu memiliki sebuah program bertajuk Polisi Kebersihan. Seperti apakah?

"Polisi kebersihan tugasnya adalah memastikan bahwa sekolah dalam keadaan bersih, mulai dari halaman, kelas, hingga toilet," ungkap Mustapa Siregar, Kepala SDN 118315 Perkebunan Negeri Lama Seberang, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara pada Jumat (25/8/2017).

Kepada Kompas.com, Mustapa mengatakan bahwa program itu terealisasi setelah pihak sekolah meraih bantuan pelatihan dari lembaga filantropi swasta Tanoto Foundation sejak 2012 lalu. Tujuan utamanya adalah mengubah pola pikir sekitar 200 siswanya dalam hal menjaga kebersihan sekolah.

Menurut dia, generasi kekinian seyogianya memiliki pemikiran untuk maju. Itu berguna sebagai bekal bagi kesuksesan siswa di masa mendatang.

Guru SDN 118315 Perkebunan Negeri Lama Seberang Yusnita Saragih menambahkan, terdapat sebanyak 40 polisi kebersihan di sekolah itu, dari kelas I hingga VI. Mereka melakukan piket secara bergilir dari hari ke hari.

Dalam bertugas, polisi kebersihan akan beraksi bak seorang polisi sesungguhnya. Seragamnya pun dibuat mirip dengan korps kepolisian.

Polisi kebersihan akan mengawasi rekan-rekannya untuk tidak membuang sampah sembarangan. Jika terpergok membuang sampah tak pada tempatnya, polisi kebersihan akan "menciduk" sang pelanggar. Setelah itu, pelanggar akan diboyong ke kantor guru.

"Di sana, siswa yang melanggar akan dinasihati agar tidak mengulangi perbuatannya. Kami beri wejangan bahwa menjaga kebersihan adalah tugas bersama, bukan satu-dua individu," tutur Yusnita.

Daur ulang

Lebih lanjut, Yusnita mengatakan, pihak sekolah juga memiliki tempat sampah organik dan anorganik. Kondisi itu melatih siswa untuk selalu menjaga lingkungan sekolah tetap bersih.

Nantinya, setiap sampah yang dipilah berdasarkan jenisnya itu akan didaur ulang oleh pihak sekolah maupun warga setempat menjadi berbagai kerajinan tangan. Bentuknya aneka rupa, mulai dari map hingga tas.

"Dari pada sampah menjadi sumber penyakit, lebih baik diolah menjadi barang yang punya nilai, kan?" tanya Yusnita retoris sambil tersenyum.

Tak hanya di SDN 118315 Perkebunan Negeri Lama Seberang, polisi kebersihan pun dapat dijumpai di SDN 112190 Perkebunan Negeri Lama Seberang.

"Hal itu agar polisi kebersihan tidak merasa jemawa dibanding rekan-rekannya. Kami (guru) berupaya membina polisi kebersihan agar tidak hanya sekadar menyuruh tetapi membujuk," papar Anggria Novita, Guru SDN 112190 Perkebunan Negeri Lama Seberang.

Salah seorang siswa, Wafaitun, mengaku senang menjadi polisi kebersihan. "Bisa mengajak teman-teman biar selalu menjaga lingkungan sekolah," ujarnya.

Secara terpisah, Regional Program Manager Tanoto Foundation Sumatera Utara Yusri Nasution mengatakan, pihaknya berupaya membantu program nasional dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih baik.

Salah satu caranya melalui pelatihan polisi kebersihan yang merupakan bagian dari program Pelita ASRI (Aman, Sehat, Ramah Lingkungan). Hingga kini, program tersebut telah menjangkau sekitar 100 sekolah di Sumatera Utara.

Andai saja sejak dini pemahaman pentingnya menjaga kebersihan telah ditanamkan, bukan mustahil kita tak akan pernah lagi menjumpai tulisan "Dilarang membuang sampah sembarangan" di masa mendatang. Semoga saja.

https://edukasi.kompas.com/read/2017/10/03/08150071/di-masa-depan-masih-perlukah-slogan-dilarang-buang-sampah-sembarangan-

Bagikan artikel ini melalui
Oke