"Jadi waktu itu, ketika saya mau pergi ke pasar, Catra merengek minta ikut dan pengin dibelikan pewarna makanan. Sampai di rumah, dia melarutkan pewarna tadi dengan air dan menaruhnya di piring," ujar Rere kepada Kompas.com, Senin(5/3/2018).
Pewarna makanan itu, lanjut Rere, kemudian dia letakan di warung tersebut. Catra tahu hal itu setelah browsing di YouTube dengan memakai smartphone ibunya secara sembunyi-sembunyi.
Menurut Rere, bukan kali itu saja putranya menggunakan gadget untuk memecahkan masalah. Waktu laptop rusak, putra semata wayangnya ini juga pernah mencari tahu cara memperbaikinya di YouTube.
Nah, kisah Catra di atas memberikan gambaran bahwa penggunaan gadget pada anak-anak tak melulu berdampak negatif, tetapi malah sebaliknya punya efek samping yang positif.
Fakta tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Sundus M dari Departement Sains dan Komputer Universitas Lahore Garrison, Pakistan. Studi berjudul "The Impact of Using Gadget on Childern" dan dipublikasi dalam Journal of Depression pada Januari 2018 ini menyatakan bahwa penggunaan gadget oleh anak-anak dapat menciptakan banyak efek samping positif. Apa sajakah itu?
Pertama, baik untuk perkembangan motorik anak. Menurut studi ini, anak-anak yang sudah terbiasa bermain games dengan gadget memiliki perkembangan motorik atau otot yang lebih baik.
Hal ini terjadi, karena dengan memainkan games tertentu anak-anak bisa menggerakan bibir, jari, pergelangan tangan, dan menjulurkan lidah. Aktivitas fisik ini tentu sangat menyehatkan dan baik untuk perkembangan motorik anak.
Kedua, peningkatan daya kognitif. Keterampilan koginitif adalah kemampuan untuk memproses informasi, penalaran, dan menghubungkan benda satu dengan benda lainnya. Keterampilan ini sangat erat kaitannya dengan daya ingat dan bahasa.
Kecanggihan teknologi yang ada pada gadget bisa membantu meningkatkan kemampuan kognitif anak. Mereka bisa menggunakan gadget untuk bermain games menyusun puzzle, menggambar, coret menyoret, tantangan, atau memasang program edukatif lain yang memacu keterampilan kognitif.
Ketiga, membuat anak senang belajar. Dalam studi ini diketahui bahwa anak-anak lebih suka melihat tayangan video daripada membaca buku.
Dengan begitu, mereka bisa menggunakan gadget untuk membuka Youtube guna menonton tayangan video edukatif. Anak-anak bisa pula memasang game atau aplikasi edukatif lain yang bisa membantu mereka dalam mengenal keadaan sekitar.
Tak hanya itu, dengan ikut bermain game, anak-anak jadi mengerti aspek sederhana dari hubungan sebab-akibat atau tindakan dan reaksi.
Keempat, menjadi andalan siswa. Kecanggihan teknologi telah membuat proses belajar dan mengajar di sekolah menjadi tak serumit dahulu.
Lewat gadget, kini pelajar dapat mengakses situs-situs pendidikan dan bisa mendapatkan rinciannya informasi tentang topik yang dibutuhkan. Tak hanya dalam rupa teks, tetapi dalam bentuk visual. Mereka bahkan bisa pula bergabung dengan komunitas belajar di dunia maya.
Semua itu, tentu sangat bermanfaat bagi anak didik untuk memahami dan mendalami materi pelajaran. Lebih dari itu, mereka jadi lebih mandiri dan bisa mengembangkan kemampuannya sendiri sehingga tidak bergantung sepenuhnya pada guru lagi.
Kelima, kompetitif. Anak-anak yang terbiasa bermain game online di gadget biasanya sudah terhubung dengan teman-temannya. Mereka biasa berkompetisi untuk memenangkan pertandingan.
Kondisi itu tentu dapat meningkatkan keterampilan anak untuk kompetitif dan memungkinkan mereka dapat mengelola diri sendiri dalam lingkungan persaingan.
Meski punya banyak efek samping yang positif untuk anak, bukan berarti mereka dapat leluasa menggunakan perangkat gadget. Butuh peran serta orang tua dan guru untuk mengawasi penggunaan perangkat elektronik tersebut agar tidak menyimpang ke hal-hal negatif.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/03/14/12054881/coba-dilirik-efek-samping-gadget-untuk-anak