KOMPAS.com - Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Wahana Visi Indonesia (WVI) kembali menyuarakan pentingnya Penguatan Pendidikan Karakter (PKK).
“Kami mengapresiasi semua upaya yang dilakukan oleh lembaga seperti WVI dalam melakukan penguatan karakter anak bangsa di setiap wilayah di Indonesia. Hal ini akan terus kita sinergikan dalam menjalankan amanat tentang 'Revolusi Mental',” ungkap staff ahli Mendikbud bidang Pembangunan Karakter Arie Budhiman saat konferensi pers (3/5/2018).
“Program Pendidikan Karakter sudah berjalan di 17 wilayah dan memberi dampak pada lebih dari 295 sekolah di Indonesia. Penerapannya disesuaikan dengan konteks budaya, agama, dan lingkungan tempat tinggal mereka," ungkap Koordinator Program Pendidikan WVI Nurman Siagian.
Seperti yang terjadi di Sambas, kami menerapkan program "Sekolah Hijau" yang mengajarkan kepada anak anak mencintai lingkungan. Lain halnya, di Ngada yang mengedepankan konteks budaya. Semua upaya ini kami jalankan bersama masyarakat, pemerintah dan juga melibatkan anak anak sebagai fokus layanan kami, tambah Nurman.
Upaya dukungan masyarakat juga menjadi elemen penting dalam keberhasilan pendidikan karakter. Kepala sekolah, tokoh agama, tokoh masyarakat, keluarga dan para pendidik menjadi aktor pendukung dalam keberhasilan pendidikan karakter ini.
“Sejak tahun 2012 Sekolah kami SDN 07 Sasak Sambas menerapkan kurikulum 'Sekolah Hijau dan menghasilkan perubahan nyata dalam perubahan cara belajar," ungkap Yostina, Guru Sekolah SDN 07 Sasak Sambas yang ikut hadir dalam pertemuan ini.
Angka partisipasi anak sekolah meningkat nilai ujian juga menjadi yang tertinggi di Kecamatan Sajingan Besar serta guru lebih kreatif dalam mengajar. Sekolah kami bahkan mendapatkan penghargaan MDG’s award tahun 2010, tambah Yostina.
“Pendidikan karakter adalah proses jangka panjang yang memang tidak bisa hanya dilakukan secara institusional lewat sekolah. Peranan keluarga dalam hal ini orang tua, masyarakat, tokoh agama dan penggerak lingkungan untuk ikut bertanggung jawab sangat penting," ujar Najeela Shihab, pemerhati pendidikan Indonesia.
Karena upaya mencerdaskan seorang anak harus dimulai sejak dini, jauh sebelum masuk sekolah dan harus relevan dengan kehidupan nyata, jelas Najeela.
Program dan prisip Pendidikan Karakter Kontekstual ini telah tertuang dalam Panduan Praktis Penerapan PPK yang akan digunakan oleh tim asistensi di 34 Propinsi di Indonesia.
Mengingat Indonesia adalah negara kesatuan yang terbentuk dari keberagaman budaya, Pendidikan Karakter Kontekstual dapat menjadi sarana mempersiapkan generasi muda agar memiliki keterampilan dan karakter nilai toleransi untuk dapat hidup dalam kebhinekaan.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/05/03/20051901/membangun-karakter-bangsa-dalam-konteks-budaya-lokal