KOMPAS.com - Para siswa kelas 10 dan 11 SMA Santa Laurensia, Alam Sutera, Tangerang mencoba keluar dari sekat-sekat ruang kelasnya dan menjawab permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat.
Hal itulah yang tergambar dalam kegiatan 'Pameran Proyek Penelitian' yang diadakan Jumat, 11 Mei 2018 di sekolah Santa Laurensia.
Beragam permasalahan yang aktual menjadi obyek penelitian mereka, baik penelitian sains maupun sosial.
Dari bidang sains muncul beragam penelitian menarik seperti; membuat plastik alternatif ramah lingkungan dari buah salak atau durian, tulang ayam sebagai bahan campuran batako, robot untuk membantu menghindari efek 'blindspot' pengendara mobil hingga pemanfaatan kulit kentang sebagai bio energi.
Seperti Callista dan Britney siswi kelas 11 IPA yang meneliti kandungan bakteri pada kulit kentang untuk menghasilkan energi listrik.
"Tantangan tersulit adalah mempersiapkan bakteri yang tidak terkontaminasi dan juga alat yang dapat memperoses bakteri menjadi mikro biosel," jelas Britney.
Meski sulit namun mereka berdua sangat senang melakukan penelitian ini. Mereka berharap penelitian mereka ini dapat dikembangkan nantinya agar memberi manfaat bagi masyarakat.
"Indonesia sangat mudah ditanam kentang. Dagingnya kentang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk dikonsumsi sedangkan kulitnya dapat diaplikasikan sebagai mikro biosel penghasil listrik," kata Callista dengan antusias.
Bidang penelitian sosial pun tidak kalah menarik. Berbagai persoalan terkini menjadi pokok bahasan siswa SMA Santa Laurensia.
Mulai dari isu nasionalisme di kalangan remaja, ketergantungan gawai di kalangan remaja, hingga isu reklamasi Teluk Jakarta di mana peneliti muda ini turun langsung mengambil sampel penelitian warga Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.
Seperti Eugene dan Sherry siswa kelas 10 IPS yang melakukan penelitian tentang Vlog (Video Blogger), sebuah tema 'kekinian' di kalangan orang muda.
"Kami berharap penelitian ini dapat membuat teman-teman yang lain nantinya dapat membuat vlog dengan konten yang positif dan mampu membuat filter hal-hal negatif seperti pornografi atau isu SARA yang memecah belah," kata Eugene.
Tema-tema yang diangkat dekat dan aktual dengan masyarakat.
Tahun ini penelitian adik adik kelas lebih inovatif dan up to date, jelas Felika (mahasiswi di Hongkong) dan Patricia Key (mahasiswi Universitas Prasetya Mulya). Keduanya adalah alumni Sekolah Santa Laurensia angkatan 2014 yang hadir menjadi juri.
"Manfaatnya besar nanti saat kuliah. Berbekal proyek penelitian ini kita jadi sudah terbiasa mengerjakan research paper atau analysis project," jelas Felika.
"Pembelajaran harus disesuaikan dengan zamannya. Industri, teknologi dan paradigma bergeser. Harusnya, pendidikan mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang sesuai dengan kompetensi zamannya," kata Theja Kurniawan, kepala sekolah SMA Santa Laurensia.
Pendidikan harus mampu menjawab tantangan abad 21, tambahnya.
"Salah satu keunikan sekolah ini memiliki mata pelajaran proyek penelitian. Siswa dapat mengajukan proposal penelitian sesuai dengan minatnya. Akhir tahun, mereka berkesempatan untuk menguji hasil penelitian mereka dihadapan para juri yang tidak hanya berasal dari para guru tetapi juga dari undangan sekolah lain, orangtua, alumni atau pihak universitas," ujar Theja.
Tahun ini setidaknya sekitar 500 siswa mengikuti penelitian yang berasal dari 6 kelas bidang IPA dan 2 kelas bidang IPS.
Menurut Theja ada banyak hasil positif yang ingin dicapai melalui kegiatan ini. Selain mengembangkan rasa ingin tahu anak, anak juga belajar untuk manajemen waktu, disiplin, bagaimana menyusun target, kejujuran dalam hasil penelitian, berkomunikasi menjelaskan ide dengan lugas, detil dan sistematis serta banyak hal lain lagi.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/05/11/15283101/pendidikan-untuk-menjawab-tantangan-zaman