KOMPAS.com - Robot dengan pakaian tari khas Jawa Timur itu terlihat atraktif dan menjadi pusat perhatian di tengah Kompetisi Robot Indonesia (KRI) 2018.
Diiringi dengan lagu daerah, robot humanoid atau robot yang menyerupai gerakan manusia itu bergerak lincah mengikuti irama lagu. Sorak-sorai penonton dari masing-masing regu kian menyemarakan Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) yang menjadi bagian KRI 2018 yang diadakan di Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta.
Untar untuk kali kedua menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kontes Robot Indonesia (KTI) 2018 untuk regional II pada 12 Mei 2018.
"Penyelenggaraan dan keiikutsertaan mahasiswa Untar dalam KRI menunjukan kesiapan Untar untuk masuk dalam era revolusi industri 4.0," ungkap Rektor Untar Prof. Dr. Agustinus Purna Irawan.
Kepada Kompas.com Agustinus menyampaikan, sebagai peserta dan tuan rumah Untar memiliki tujuan untuk menyukseskan penyelenggaraan secara profesional sekaligus bertanding secara sportif untuk meraih juara.
KRI regional II di Jakarta tahun ini diikuti oleh 44 Universitas yang terdiri lebih dari 50 tim.
"Tahun ini Untar dipercaya kembali menjadi tuan rumah KRI untuk kedua kali setelah sukses penyelenggaran tahun 2014. Tahun ini menjadi istimewa karena jumlah tim yang berpartisipasi mencapai 95 tim," ujar Harto Tanujaya, Dekan Fakultas Teknik Untar.
Pelaksanaan lomba terbagi menjadi 5 divisi yakni; Kontes robot pemadam api, kontes robot seni tari, kontes robot sepakbola humanoid, kontes sepakbola beroda dan kontes robot lempar bola.
Sofian dan Rizki merupakan salah satu tim dari Universitas Pendidikan Indonesia yang mengikuti KRI ini. "Kami menyiapkan sejak bulan Februari," jelas Sofian dari UPI. UPI sendiri mengikuti 4 ketegori lomba dalam KRI kali ini. "Pelaksanaan lebih memuaskan dibandingkan tahun sebelumnya. Lancar sampai saat ini," ujar Rizki.
Ayu dan Lili peserta dari Politeknik Ujung Pandang sudah datang menyiapkan lomba sejak Rabu pekan lalu (9/5/2018). Politeknik Ujung Pandang mengikuti semua cabang lomba dan mengirim 20 mahasiswa. "Sudah kami siapkan sejak bulan Desember lalu," jelas Ayu kepada Kompas.com saat ditanya perihal persiapan KRI.
KRI merupakan salah satu upaya pemerintah meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia dalam menghadapi era revolusi 4.0," jelas Direktur Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Profesor Intan Ahmad dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang turut hadir dalam KRI 2018 ini.
"Teknologi yang nyata tersebut harus dibuat sedemikian rupa agar menjadi menarik, dinamis dan tidak membosankan," tambahnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/05/14/09554551/untar-gairahkan-kembali-robotika-indonesia-lewat-kri