KOMPAS.com - Angela Lee Duckworth, 48 tahun, adalah seorang akademisi, psikolog, dan penulis sains populer asal Amerika. Dalam penelitian pasca sarjananya ia menemukan bahwa IQ bukanlah kunci penentu keberhasilan seseorang.
"Hal yang mengagetkan saya adalah IQ bukanlah satu-satunya pembeda antara siswa terbaik dan terburuk saya. Beberapa dari mereka yang mendapatkan nilai terbaik tidak memiliki IQ yang luar biasa tinggi. Sebaliknya, beberapa dari anak-anak yang paling cerdas tidak begitu berhasil," jelas Angela pendiri dan CEO Character Lab, organisasi nirlaba yang memiliki visi memajukan ilmu pengetahuan dan praktek pengembangan karakter.
Berdasarkan pengalaman, seberat atau sesulit apapun materi pelajaran ia sangat yakin bahwa setiap murid dapat mempelajari materi tersebut jika mereka bekerja cukup keras dan lama.
Setelah beberapa tahun mengajar, Angela menyimpulkan bahwa yang diperlukan dalam pendidikan adalah pemahaman yang lebih baik tentang murid dan pembelajaran dari sudut pandang motivasi, dari sudut pandang psikologis.
Bukan IQ.
Dalam pendidikan pascasarjana psikolog Angela mempelajari anak-anak dan orang dewasa dari semua jenis latar belakang dengan satu pertanyaan: Siapa yang akan berhasil dan mengapa?
Angela dan tim penelitian pergi ke Akademi Militer West Point dan mencoba untuk memprediksi calon perwira mana yang akan tetap tinggal di pelatihan militer dan siapa yang akan keluar.
Tim penelitinya juga pergi ke "National Spelling Bee" (Lomba Mengeja Nasional) dan mencoba memprediksi anak-anak mana yang akan maju terjauh dalam kompetisi.
Mereka juga mempelajari guru-guru baru yang bekerja di lingkungan yang benar-benar sulit, dan memprediksi guru-guru mana yang masih akan tetap mengajar pada akhir tahun ajaran sekolah, dan siapa di antara mereka yang paling efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran bagi siswa mereka?
Penelitian juga bermitra dengan perusahaan-perusahaan swasta, dan meneliti siapakah di antara staf marekting yang paling bertahan dalam pekerjaan? Siapa yang akan menghasilkan uang paling banyak?
Dari semua penelitian yang sangat berbeda itu, satu karakteristik muncul sebagai kunci keberhasilan yang signifikan dan penting.
Dan hal itu bukanlah kecerdasan sosial, bukan penampilan yang menarik, kesehatan fisik, dan bukan juga I.Q.
Hal itu adalah tekad.
Tekad adalah semangat dan ketekunan untuk tujuan-tujuan jangka panjang, tambahnya. Tekad berarti memiliki stamina.
Tekad melekat dengan masa depan kita setiap hari, jelasnya. Bukan hanya selama seminggu, bukan pula satu bulan, tapi untuk bertahun-tahun, dan bekerja benar-benar keras untuk membuat masa depan itu menjadi kenyataan.
Tekad adalah menjalani hidup seperti sebuah pertandingan lari maraton, bukan lomba lari jarak dekat.
Baginya, hal yang paling mengejutkan tentang tekad adalah betapa sedikit yang kita ketahui dan betapa sedikit ilmu pengetahuan yang kita miliki untuk membangun tekad.
Data yang ia miliki menunjukkan dengan sangat jelas bahwa ada banyak individu-individu berbakat yang tidak mengikuti komitmen mereka. Pada kenyataannya, tekad biasanya tidak berhubungan atau bahkan berbanding terbalik dengan besarnya bakat.
Pola pikir yang berkembang dan terbuka adalah cara yang bagus untuk membangun tekad sebagai kunci keberhasilan.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/05/21/21335721/kunci-keberhasilan-tekad