Salin Artikel

4 Tips agar Anak Tidak Kecanduan Internet Saat Liburan

KOMPAS.com -  Saat ini usia bukan lagi menjadi hambatan bagi siapapun untuk mengakses internet selama media untuk mengaksesnya tersedia. 

Tidak sedikit orang tua 'zaman now' memberikan berbagai fasilitas seperti laptop maupun gawai untuk menunjang komunikasi maupun pendidikan anaknya.

Namun, selain memiliki sisi positif, tentu internet juga memiliki sisi negatif. Hal itulah yang perlu dicermati oleh para orang tua sebelum memberikan izin pada anak untuk mengakses internet. 

Menurut Hilarie Cash PhD, pendiri reSTART, pusat perawatan pasien rawat inap pertama di AS untuk kecanduan internet, teknologi internet sangatlah adiktif karena dampaknya langsung dapat dirasakan.

Menurutnya, ada beberapa indikasi sederhana untuk melihat anak mulai mengalami 'kecanduan' internet: 

1. Waktu online anak mulai mengganggu aktivitas sehari-hari anak yang normal seperti waktu makan, waktu belajar, atau datang ke tempat les.

2. Anak tidur larut malam dan tampak kelelahan di pagi hari.

3. Anak tidak bisa fokus pada tugas dan kegiatannya tanpa online dulu sebelumnya.

4. Jika orangtua mencoba mengurangi waktu online, anak menjadi agresif, gelisah atau jengkel secara tidak normal.

5. Anak mulai kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya membuatnya bergairah, seperti bergaul dengan teman-teman atau bermain di luar.

Dikutip dari pijarpsikologi.org, untuk membantu mencegah kecanduan online orangtua dapat mencoba 3 tips berikut:

1. Batasi waktu online

The American Academy of Pediatrics mengatakan dua jam adalah batas maksimal namun Demetri Christakis, Direktur Pusat Kesehatan Anak, Perilaku dan Pengembangan Rumah Sakit Anak Seattle, berpikir 2 jam masih terlalu banyak dan hanya menyarankan 1 jam.

Apabila akses internet diberikan secara bebas dan tidak terbatas, dikhawatirkan akan mengurangi aktivitas fisik dan aktivitas sosial yang diperlukan untuk tumbuh kembangnya.

2. Berikan contoh

Orangtua juga bertanggungjawab memberikan teladan mengenai hal ini. Jangan menghabiskan waktu berjam-jam dengan gawai ketika anak-anak ada di rumah dan jangan fokus update media sosial ketika berada bersama keluarga.

keluarga perlu memberi contoh bagaimana menggunakan internet secara tidak berlebihan

3. Sediakan waktu keluarga

Keluarga yang bahagia tidak diukur dari banyaknya gadget atau bahkan kuota internet yang dimiliki oleh anggota keluarga.

Psikolog keluarga meyatakan bahwa menghabiskan waktu bersama dengan keluarga akan meningkatkan kedekatan di antara mereka. Kebersamaan ini tidak hanya dipandang sebanyak apa waktu yang diluangkan untuk saling menghabiskan aktivitas bersama, tetapi juga sebaik apa kualitas waktu yang telah diluangkan untuk kebersamaan tersebut.

Untuk meningkatkan kualitas kebersamaan keluarga, hendaknya dilakukan dengan tanpa gangguan apapun, terutama godaan untuk mengakses internet.

4. Mengalihkan keinginan online

Untuk menghindari penggunaan internet yang berlebihan, orangtua dapat memberikan alternatif lain agar anak tidak melulu memfokuskan pikirannya untuk mengakses internet.

Cara ini dapat divariasi agar tidak membosankan. Conhnya dengan mengalihkan aktivitasnya pada membaca buku dongeng bersama, bermain puzzle, dan sebagainya.

https://edukasi.kompas.com/read/2018/06/04/21490791/4-tips-agar-anak-tidak-kecanduan-internet-saat-liburan

Terkini Lainnya

20 Universitas Swasta Terbaik di Surabaya Versi EduRank, Referensi Kuliah Tahun Depan

20 Universitas Swasta Terbaik di Surabaya Versi EduRank, Referensi Kuliah Tahun Depan

Edu
Persiapan Wajib Belajar 13 Tahun, Mendikdasmen Kunjungi TK di Palembang

Persiapan Wajib Belajar 13 Tahun, Mendikdasmen Kunjungi TK di Palembang

Edu
3 Alumni Undip yang Jadi Menteri-Wamen Presiden Prabowo, Cek Pilihan Jurusannya

3 Alumni Undip yang Jadi Menteri-Wamen Presiden Prabowo, Cek Pilihan Jurusannya

Edu
Sosok Ifiana Anak TKI Penghafal Al-Qur'an yang Meninggal Jelang Wisuda di Unesa

Sosok Ifiana Anak TKI Penghafal Al-Qur'an yang Meninggal Jelang Wisuda di Unesa

Edu
IT Telkom Purwokerto Bertransformasi Jadi Telkom University Purwokerto

IT Telkom Purwokerto Bertransformasi Jadi Telkom University Purwokerto

Edu
Tak Bisa 'Download' Sertifikat SKD CPNS 2024? Ini Alasannya

Tak Bisa "Download" Sertifikat SKD CPNS 2024? Ini Alasannya

Edu
Kisah Adik Wakili Wisuda Kakak yang Meninggal, Jadi Penghafal Al Quran Semasa Hidup

Kisah Adik Wakili Wisuda Kakak yang Meninggal, Jadi Penghafal Al Quran Semasa Hidup

Edu
Rakernas Pelita 2024: Optimalisasi Pendidikan Vokasi untuk Indonesia Emas 2025

Rakernas Pelita 2024: Optimalisasi Pendidikan Vokasi untuk Indonesia Emas 2025

Edu
Luncurkan Buku Karya Siswa, SD Ekayana Ehipassiko BSD Perkuat Pendidikan Karakter lewat Literasi

Luncurkan Buku Karya Siswa, SD Ekayana Ehipassiko BSD Perkuat Pendidikan Karakter lewat Literasi

Edu
Apa Itu PKWT dan PKWTT? 'Fresh Graduate' Cek Penjelasannya

Apa Itu PKWT dan PKWTT? "Fresh Graduate" Cek Penjelasannya

Edu
HUT Ke-21, Sekolah Cendekia Harapan Bali Raih Penghargaan Bidang Pengelolaan SDM

HUT Ke-21, Sekolah Cendekia Harapan Bali Raih Penghargaan Bidang Pengelolaan SDM

Edu
Tentang UN, Mendikdasmen Akan Minta Pendapat Pemimpin Redaksi Media Massa

Tentang UN, Mendikdasmen Akan Minta Pendapat Pemimpin Redaksi Media Massa

Edu
Mulai Hari Ini, Sanggah Administrasi PPPK 2024 Klik sscasn.bkn.go.id

Mulai Hari Ini, Sanggah Administrasi PPPK 2024 Klik sscasn.bkn.go.id

Edu
Satu Dekade LCCM, Menteri Kebudayaan: Museum Jadi Pusat Edukasi dan Inspirasi Generasi Muda

Satu Dekade LCCM, Menteri Kebudayaan: Museum Jadi Pusat Edukasi dan Inspirasi Generasi Muda

Edu
Mendikdasmen: Peran Guru Honorer Masih Sangat Diperlukan

Mendikdasmen: Peran Guru Honorer Masih Sangat Diperlukan

Edu
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke