Memang, komik tersebut sudah dikenal secara internasional, tapi siapa sangka ternyata ada orang Indonesia yang ikut membuatnya.
Ia adalah Chris Lie, komikus sekaligus ilustrator asal Indonesia yang turut menggambar karakter-karakter superhero tersebut.
Bukan cuma itu, masih ada beberapa karya lain Chris Lie yang terkenal seperti komik dan mainan GI Joe. Ada juga komik Return of The Labyrinth yang pernah masuk daftar manga best seller di New York Times.
Pulang ke tanah air
Berkarier di luar negeri memang menggiurkan, apalagi jika sudah dipercaya klien besar seperti Marvel dan memiliki penggemar. Namun, kini Chris Lie tak lagi bekerja sebagai komikus di Amerika Serikat.
Ia telah kembali ke Indonesia dan bekerja sama dengan komikus-komikus dalam negeri untuk memperkenalkan karya mereka ke masyarakat.
Bagi Chris Lie, impiannya saat ini adalah memajukan industri komik dalam negeri. Ia yakin kalau banyak anak bangsa yang memiliki talenta dan karya komik yang berkualitas, baik dari segi gambar maupun cerita.
Karena itulah, pada 2008, ia mendirikan studio ilustrasi dan komik di Jakarta bernama Caravan Studio.
Kemudian, pada Juli 2013, Chris bersama Andik Prayogo dan Yudha Negara Nyoman membuat penerbitan komik Re:On Comics. Mereka memproduksi buku seri komik dengan beragam cerita bersambung yang bergaya gambar manga yang menyasar pembaca muda.
"Saya ingin semua komikus bisa berkembang bersama. Kami menyadari pentingnya intellectual property dalam industri kreatif. Kami memproduksi komik, juga membuat penunjang promosinya, seperti CD lagu, merchandise, dan media sosial," kata Chris Lie dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/7/15).
Re:On Comics mendapat antusiasme tinggi dari pecinta komik Indonesia. Buktinya, terbitan pertama Volume 1 berhasil terjual 970 eksemplar. Sementara itu, di media online, rata-rata ada 1,6 juta hits (kunjungan) setiap bulan.
Komikus yang mengisi majalah komik ini, misalnya Is Yunarto dari Surabaya yang membuat The Grand Legend Ramayana. Kemudian, ada komikus lainnya, yakni Annisa Nisfihani dari Tenggarong, Kalimantan Timur yang membuat komik Me vs Big Slacker Baby. Ada juga Ockto Baringbing dan Ino Septian yang menciptakan tokoh Galauman.
Chris Lie berharap, Caravan Studio dan Re:On Comics bisa semakin dikenal, baik dalam skala nasional maupun internasional. Dengan begitu, karya dan komikus Indonesia pun semakin memajukan industri kreatif.
Perjalanan karier
Ada perjalanan panjang yang dilalui Chris hingga berada di posisinya saat ini. Semuanya bermula dari hobi dan minat menggambar yang ia tekuni sejak kecil.
Waktu masih anak-anak, seri “Petualangan Tintin” menjadi komik yang menginspirasinya untuk terus berlatih menggambar.
Beranjak dewasa, ia pun bertekad untuk menjadi komikus walau orangtuanya agak meragukan profesi tersebut.
Namun, kecintaannya pada dunia komik tetap kukuh. Ketika kuliah di Institut Teknologi Bandung jurusan Arsitektur, Chris pun tetap meluangkan waktu membuat komik bersama teman-temannya.
Dilansir dari Kompas.com pada Kamis, (23/7/15) usai lulus kuliah dengan predikat cum laude, Chris berkecimpung dalam beberapa proyek arsitektur dan tetap menekuni kegemarannya membuat komik.
Walau begitu, passion tak bisa bohong. Chris Lie akhirnya memutuskan untuk total berkarier di dunia komik. Ia pun sempat mendirikan studio komik bersama temannya. Studio tersebut dinamai Bajing Loncat. Namun, karena kurang menguntungkan, studio itu akhirnya bubar.
Hadiahnya cukup menguntungkan. Ia mendapat tiket ke Singapura, lalu lanjut mendapat kesempatan bekerja selama dua tahun di sana.
Selanjutnya, komikus kelahiran Solo, 5 September 1974 ini beberapa kali berhasil menjuarai kompetisi gambar dan ilustrasi lain.
Salah satu cita-cita Chris terwujud pada 2003. Ia mendapat beasiswa Fulbright Scholar untuk kuliah di kampus impiannya, Savannah Collge of Art and Design (SCAD), Georgia, Amerika Serikat.
"Itu impian saya sejak 1997. Saya selalu mengumpulkan brosur SCAD karena belum punya uang untuk kuliah di sana. Teman saya menyarankan untuk mengambil beasiswa dan diterima," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Sabtu (13/12/14).
Selama kuliah, Chris semakin banyak belajar dan memperluas koneksi demi menekuni profesinya sebagai komikus. Chris pun magang di perusahaan penerbitan komik independen ternama di Chicago, Devil’s Due Publishing.
Nah, saat magang pada akhir 2004 itulah Chris mulai berkesempatan menggarap ilustrasi, kemasan, action figure, serta media promosi lain untuk komik GI Joe Sigma.
Karyanya yang berjudul Return to Labyrinth, misalnya habis terjual pula dalam dua hari di San Diego Comic-Con tahun 2006. Selain itu, Chris juga menjadi co-creator serial komik Drafted One Hundred Days edisi khusus Barack Obama yang diedarkan di seluruh dunia.
Berawal dari kerja keras, ketekunan, dan niat, hobi Chris Lie terhadap komik membuahkan manfaat. Sosok seperti Chris Lie pun turut menginspirasi komikus dan pekerja di industri kreatif lainnya untuk tetap berkarya.
Pada dasarnya, ada banyak sosok inspiratif yang pengaruhnya dapat menular seperti itu di Indonesia. Bahkan bukan hanya sosok, tempat, produk, atau komunitas pun bisa saja punya manfaat dan nilai yang sama.
Bila menemukan sosok inspiratif seperti Chris Lie, Anda bisa pula berbagi ceritanya melalui MLDSpot Content Hunt Season 2. Pendaftaran paling lama ditunggu hingga akhir Juni 2018.
MLDSpot Content Hunt merupakan sebuah gerakan untuk mengajak masyarakat berbagi inspirasi terkait sosok inspiratif, tempat unik, produk berpotensi go international, atau suatu komunitas menarik.
Tujuannya untuk mendorong semangat anak-anak muda untuk terus berkarya, serta membanggakan Indonesia baik di dalam maupun luar negeri.
Berbagi cerita lewat MLDSpot Content Hunt bisa jadi jalan untuk menemukan hal inspiratif lainnya. Siapa tahu, cerita yang Anda submit bisa membantu banyak orang dan melahirkan sesuatu yang baru. Seperti kisah Chris Lie yang berperan penting untuk banyak komikus di Indonesia.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/06/11/04230881/berkenalan-dengan-komikus-indonesia-yang-berkarya-untuk-marvel