KOMPAS.com - Hari Raya Idul Fitri merupakan saat yang tepat untuk mngajarkan kepada anak tentang makna untuk saling memaafkan, termasuk untuk berani mengakui kesalahan.
Semua orang tentu pernah berbuat salah, baik disengaja maupun tidak. Namun ada orang yang malu untuk mengakui kesalahan, bahkan kesalahan sering di tutupi dengan cara menghindar dan dapat menimbulkan permasalahan baru.
Padahal orang yang berani mengakui kesalahan akan memperoleh pengalaman hidup agar lebih baik.
Mengakui kesalahan perlu dilatih sejak anak usia dini. Karena anak usia dinipun pernah melakukan kesalahan.
Ada beberapa hal, menurut Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang perlu dilakukan agar anak mau belajar mengakui kesalahan:
1. Ajari anak bersikap jujur
Yaitu sikap yang mencerminkan adanya kesesuaian antara hati, perkataan dan perbuatan, sikap apa adanya, tidak ditutup-tutupi atau tidak berbohong.
Sikap anak masih polos sehingga akan sangat mudah kita latih untuk bersikap jujur. Namun anak akan sulit untuk bersikap jujur apabila setiap melakukan kesalahan anak dimarahi orang tuanya atau dihukum. Hal demikian akan membuat anak takut untuk mengakui kesalahan.
Berilah reward atau penghargaan dan dukungan sekecil dan seberat apapun kesalahan anak.
2. Ajari menyimpulkan bersama akibat dari kesalahan dan memperbaiki kesalahan.
Misal anak kita berbuat salah karena membuang kulit pisang sembarangan dan ada orang lain yang terpeleset.
Saat itu orang tua bisa menyadarkan anak. ”Ade tadi bunda lihat membuang sampah sembarangan, jadi teman Ade jatuh terpeleset kuit pisang. Ayo Ade minta maaf dan kita ambil kulit pisangnya sama-sama yuk!”.
Ajak anak untuk segera minta maaf dan mengajaknya untuk mengambil kembali kulit pisang dan membuangnya di tempat sampah. Jauhkan dari sikap menghakimi sendiri tanpa memberikan solusi saat anak berbuat salah.
3. Berikan rasa aman dan jangan paksa anak mengakui kesalahan
Jangan paksa atau marahi kalau anak menghindar dan masih takut untuk mengakui kesalahan. Anak akan semakin takut kalau orang tua menyudutkan dan memaksa untuk mengakui kesalahan.
Berilah dukungan dan rasa aman kepada anak. Kalau mereka sudah merasa aman biasanya anakpun akan jujur dan berani mengakui kesalahan.
4. Ajarkan keberanian kepada anak
Untuk mengakui kesalahan dibutuhkan keberanian. Bila anak belum berani meminta maaf, orangtua dapat menemani anak untuk meminta maaf agar timbul rasa percaya diri pada anak.
5. Beri contoh nyata dan keteladanan
Anak-anak adalah peniru ulung. Apa yang dilakukan orang tuanya akan menjadi contoh untuk mereka. Oleh karena itu saat orang tua melakukan kesalahan dan diketahui anak, tidak usah malu untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan.
Berilah contoh nyata kepada anak-anak bagaimana kita bisa memperbaiki kesalahan.
Melatih anak untuk mau mengakui kesalahan dan minta maaf akan memberikan efek yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan serta kepribadian anak, bukan saja di Hari Raya Lebaran.
Dengan mau mengakui kesalahan, anakpun akan cenderung dapat bersosialisasi dalam lingkungan dan dapat menjadikannya manusia yang berkarakter dan berakhlak mulia.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/06/15/13432761/5-langkah-mengajarkan-anak-meminta-maaf