KOMPAS.com - Perbedaan masa libur antara libur sekolah dan kerja hendaknya tidak menjadi penghalang bagi orangtua untuk menciptakan waktu berkualitas bersama anak.
Terutama orangtua memiliki anak berusia lima tahun ke bawah (balita), hal ini tentu merupakan hal yang tidak mudah. Pasti ada banyak momen yang mau tidak mau terlewatkan. Sungguh kondisi dilematis karena pekerjaan jelas penting namun mendampingi si kecil juga harus dilakukan.
Sahabat Keluarga dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan kiat untuk bisa menyediakan waktu bermutu bagi anak:
1. Memberikan perhatian prima pada anak di rumah sepulang kerja.
Abaikan rasa lelah dengan tetap tersenyum pada anak yang telah menunggu kehadiran kita di rumah. Ingatlah selalu bahwa anak adalah juga pribadi yang perlu disapa. Mereka adalah 'harta' yang tidak ternilai bagi kita. Merekalah juga yang menjadi salah satu alasan mengapa kita bekerja keras.
2. Luangkan waktu bersama untuk saling berbagi.
Gunakan setiap waktu yang kita miliki untuk mengungkapkan perasaan senang, sedih atau perasaan lainnya pada anak. Anak memiliki potensi yang sangat luar biasa dalam mendengar dan bercerita. Ia dapat mengolah perasaan yang ia miliki, sehingga inilah saatnya si kecil mengasah kepedulian terhadap orangtua. Hal ini penting agar kemampuan anak dalam berbahasa dan olah rasa semakin terasah.
Jika berharap anak terbuka, orangtua perlu belajar berusaha terbuka. Ceritakanlah hal-hal sederhana dari pengalaman yang dilalui. Misal, “Hari ini perjalanan ibu menuju kantor cukup lama loh. Soalnya jalanan macet. Banyak kendaraan yang berhenti, tapi ibu tetap semangat. Akhirnya ibu sampai deh di tempat kerja.”
Sebaiknya orangtua mengawali pembicaraan. Jangan menyuguhkan pada anak banyak pertanyaan berulang seperti; sudah makan belum, tadi ngapain aja, main sama siapa.
Pertanyaan yang berulang setiap hari akan membuat anak merasa diinterogasi dan mungkin kemudian malas bercerita. Saat orangtua bercerita, namun belum ada respon apapun dari si kecil, tetaplah bercerita, sebab suatu waktu nanti anak pasti akan dapat mengungkapkan perasaannya.
3. Senantiasa dengarkan keinginan si anak.
Jika keinginannya positif dan dapat diwujudkan sebisa mungkin bersama mewujudkannya. Namun, tidak semua keinginan boleh kita kabulkan dengan mudah, anak tetap perlu diberikan stimulus untuk senantiasa berusaha mewujudkan mimpi tersebut.
4. Libatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga sehari-hari.
Selain mengasah keterampilan anak, pelibatan ini dapat menjadi wawasan pemecahan masalah bagi anak dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Usahakan setiap proses yang dilakukan tetap berjalan menyenangkan, dan carilah pekerjaan rumah yang ringan. Misal, membantu mencuci beras sebelum dimasak, mencuci piring plastik, menyapu, mengepel, melipat baju kering dan hal lainnya. Jika anak dirasa telah dapat melakukannya sendiri tanpa bantuan, ibu dapat memberikan kesempatan pada anak untuk melakukannya sendiri dengan pendampingan.
5. Buatlah kegiatan bersama lainnya.
Ada banyak sekali yang dapat dilakukan bersama anak, misal shalat bersama, wudhu bersama, berdoa sebelum makan bersama, dan lain sebagainya. Atau orangtua juga dapat mengerjakan kegiatan bersama seperti menggambar bersama, menulis bersama atau lainnya.
Berikanlah kesempatan anak untuk bergantian meminta kita untuk melakukan apa yang dia lakukan. Misal, jika kita memberikan contoh tulisan untuk disalinkan oleh anak, anak juga dapat melakukan sebaliknya dengan memberikan contoh tulisan untuk kita salin ulang. Saat oramgtua menggambar maka anak yang mewarnai dan sebaliknya, saat anak menggambar maka ibu dapat menggantikan posisi anak dengan mewarnai hasil gambar si kecil. Dalam kegiatan ini, kepercayaan adalah yang utama dalam prosesnya
https://edukasi.kompas.com/read/2018/06/16/14144041/menciptakan-waktu-berkualitas-bersama-balita