KOMPAS.com - Hari pertama masuk sekolah (16/7/2018) memasuki tahun ajaran baru 20018/2019, sekolah diwajibkan melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sebagai pengganti Masa Orientasi Sekolah (MOS).
Seiiring hal itu, gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah juga turut dimulai.
PPK merupakan gerakan untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai gerakan dari revolusi mental yang dicanangkan pemerintah.
1. Prinsip PPK
Sesuai dengan Permendikbud nomor 20 tahun 2018, Penguatan Pendidikan Karakter dilakukan dengan menggunakan prinsip:
Pihak penyelenggara program PPK yakni sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sedangkan pelaksanaan dari PPK menggunakan pendekatan berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat.
2. PPK dalam MPLS
Direktorat Pendidikan Dasar meminta guru dan tenaga kependidikan dapat melakukan serangkaian kegiatan penyambutan siswa baru. Kegiatan yang dapat dilakukan sebagai pembiasaan dari budaya sekolah yaitu, guru datang lebih pagi untuk bersalaman dengan siswa, sebagai wujud penerapan keteladanan bagi siswa.
Perlihatkan senyuman ramah sehingga mampu memberikan rasa aman dan nyaman terhadap siswa. Sebagai wujud pendekatan dengan masyarakat, guru juga dapat berkomunikasi dengan orang tua, apabila siswa diantarkan oleh orang tua/wali.
Selanjutnya, ketika dalam pelaksanaan upacara penyambutan, Kepala sekolah memberikan nasehat dan pengarahan mengenai tata tertib di sekolah, sehingga siswa dapat menerapkan kedisiplinan.
3. Kepala Sekolah memberi motivasi
Kepala sekolah juga dapat memberikan motivasi terkait kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga siswa menjadi tertarik dalam menerima materi di kelas.
Semangat nasionalisme siswa ditumbuhkan dengan memberikan sebuah cerita menarik tentang seorang tokoh pahlawan. Motivasi lain yang dapat disampaikan yakni mengenai variasi pembelajaran.
Bahwa pembelajaran tidak hanya di dalam kelas, tapi siswa juga belajar dan bermain di luar kelas sehingga terdapat pelibatan masyarakat. Seperti kunjungan ke tempat wisata, peternakan, industri, dan tempat-tempat lain guna menumbuhkan semangat belajar siswa.
4. Guru menumbuhkan percaya diri siswa
Ketika masuk ke dalam kelas masing-masing, bapak dan ibu guru mengajak siswa berdoa bersama sebagai penerapan PPK yakni religius. Kemudian guru dapat menerapkan variasi permainan memperkenalkan diri kepada teman sekelas.
Guru diharapkan mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk mengenalkan diri sendiri juga mengungkapkan pendapat. Seperti memberikan pertanyaan terkait liburan pergi ke mana saja, atau kesan pertama masuk sekolah, persiapan apa saja yang telah siswa lakukan.
Selipkan nasehat mengenai makan untuk tidak lagi disuapin, juga menyiapkan alat tulis secara mandiri.
5. Belajar lewat permainan
Langkah berikutnya guru dapat menggunakan permainan yang berbeda agar siswa dapat berkomunikasi satu dengan yang lain.
Guru dapat membuat rencana kegiatan berupa dialog yakni membuat siswa berinteraksi dalam suatu percakapan ringan. Dengan memasukkan nilai 3 kata ajaib; tolong, maaf, dan terimakasih sebagai wujud nilai PPK yaitu integritas dan gotong royong.
Selanjutnya, lakukan pengenalan kepada siswa mengenai lingkungan sekolah. Dengan mengajak siswa berkeliling. Sehingga siswa mengenal kelas, kantin, taman, area bermain, toilet, dan sebagainya yang ada di lingkungan sekolah.
Guru diharapkan mampu menggunakan metode kreatif dan mendampingi siswa untuk memberikan penjelasan semenarik mungkin. Dengan adanya penerapan program penguatan pendidikan karakter di sekolah, diharapkan berguna bagi siswa untuk menerapkan kebiasaan berkarakter baik di manapun mereka berada.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/07/16/16501341/ppk-hari-pertama-sekolah-guru-tersenyum-murid-nyaman-di-kelas