Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI pun tengah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Dimulai dari peningkatan akses pendidikan dan juga peningkatan kualitas soal Ujian Nasional.
1. Logika dasar melalui pendidikan
Pendiri Zenius Education Sabda PS mengatakan, masalah sistem pendidikan di Indonesia saat ini bukan hanya perihal akses, tetapi juga mengenai kualitas dari pendidikan itu sendiri.
Berdasarkan data Kemendikbud RI, tingkat aksesibilitas sekolah di Indonesia telah mencapai 80%.
“Namun, yang menjadi masalah adalah kualitasnya, dan memberikan pendidikan yang berkualitas secara merata itu sangat sulit,” ujar Sabda kepada Kompas.com dalam seminar "Cetak Generasi Kritis, Tingkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia", di Jakarta (19/8/2018).
Karena itu, perusahaan education technology Zenius Education berkomitmen untuk berkontribusi dalam membangun generasi bangsa yang mampu memiliki nalar yang baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tanpa logika dasar yang kuat, generasi muda kita akan mudah terpengaruh hoax, bahkan terorisme. Hal ini yang mungkin kurang disadari oleh banyak orang,” tegas Sabda.
2. Mengasah pemahaman dan nalar
“Didirikan pada tahun 2007, Zenius Education sebagai salah satu pemain digital pertama di ekosistem pendidikan Indonesia selalu berusaha menyediakan materi belajar yang berfokus pada pemahaman konsep dan penalaran ilmiah.
Mengacu pada kondisi pelajar Indonesia yang selama bertahun-tahun terbiasa dengan menghafal materi serta cenderung tidak didorong untuk bertanya, Zenius Education bertekad mengubah pola pikir pelajar Indonesia.
Siswa diajak mengerti suatu konsep ilmu ketimbang menghafal, dan sesuai dengan jiwa ilmiah itu sendiri, yaitu membangun rasa keingintahuan.
3. Tolak ukur internasional
Menurut Sabda, ukuran capaian tingkat pendidikan formal di Indonesia bisa mengacu pada tes tiga tahunan Programme for International Student Assessment (PISA), suatu sistem ujian yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD).
Sejak mengikuti tes tersebut tahun 2010, Indonesia selalu berada di peringkat 10 terbawah dari 72 negara disurvei. Maka, bukan hal yang mengejutkan apabila hasil UN 2018 menunjukkan bahwa 63-79% siswa memiliki rerata nilai di bawah 55.
“Performa pelajar Indonesia pada tes PISA bukan satu-satunya yang mengkhawatirkan. OECD juga melakukan tes kepada populasi dewasa melalui tes PIAAC (Programme for the International Assessment of Adult Competencies), dan ternyata hasilnya mencengangkan—sarjana di Jakarta memiliki kemampuan literasi yang tidak lebih baik dari lulusan SMA seluruh negara partisipan,” terang Sabda.
4. Pendidikan berbasis teknologi
Secara estimasi, sekitar 400-800 juta individu akan tergantikan pekerjaannya oleh automatisasi pada tahun 2030 (McKinsey, 2017).
Karenanya, tantangan pendidikan Indonesia saat ini dan masa depan adalah bagaimana mencetak generasi muda yang memahami ilmu yang diajarkan, bukan sekadar pandai mengingat informasi.
EdTech atau pendidikan berbasis teknologi dapat tampil sebagai solusi. Mau tidak mau, pendidikan di Indonesia selama ini berpegang pada text book, sudah mulai tergantikan produk-produk digital.
5. Menjamur start up pembelajaran digital
Startup bidang pendidikan pun mulai bermunculan.
Mereka memberikan banyak perubahan pada proses belajar-mengajar di Indonesia, salah satunya adalah Zenius Education. Sebagai salah satu inovasi yang lahir karena keberadaan EdTech, sistem blended learning atau kegiatan belajar mengajar yang mengintegrasikan pembelajaran online dengan pembelajaran tradisional di ruang kelas.
Alternatif pembelajaran berbasis teknologi ini diharapkan dapat menjadi salah satu jalan keluar dalam upaya akselerasi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Menurut data Google Analytics pada tahun 2017 saja tercatat bahwa Zenius Education telah membantu lebih dari 10 juta siswa di Indonesia. Perusahaan ini pun telah menciptakan 74.000 lebih video belajar online dengan total views yang mencapai lebih dari 300 juta.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/07/19/21474771/pembelajaran-berbasis-teknologi-kunci-mengasah-nalar