Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Kado" Hari Anak Nasional, Siswa Indonesia Raih Prestasi di IBO Iran

KOMPAS.com - Ada kabar membanggakan di Hari Anak Nasional 2018. Tim Olimpiade Biologi Indonesia mempersembahkan 4 medali perak di ajang International Biology Olympiad (IBO) ke-29 tahun 2018 di Tehran, Iran.

Keempat siswa tersebut yakni Samuel Kevin Pasaribu (SMA Unggul Del, Sumatera Utara), Syailendra Karuna Sugito (SMA Semesta BBS, Semarang), Aditya David Wirawan (SMAK 1 Petra, Surabaya) dan Silingga Metta Jauhari (8 DKI Jakarta).

Mereka tiba di Tanah Air hari ini (23/7/2018) disambut oleh Direktur Pembinaan SMA Purwadi Sutanto, Kasubdit Peserta Didik Suharlan, dan Kasi Kepribadian Alex Firngadi, beserta staf Subdit Peserta Didik.

1. Hasil Seleksi OSN

Siswa-siswa yang menjadi peserta IBO 2018 merupakan hasil seleksi berjenjang yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi hingga tingkat nasional pada tahun 2017 di Pekanbaru, Riau. 

Siswa-siswa terbaik hasil seleksi Nasional (OSN) kemudian dibina oleh tim pengajar dan asisten dari Tim Olimpiade Biologi Indonesia. 

Di ajang IBO kali ini, siswa Indonesia harus bersaing dengan 265 siswa dari 68 negara peserta.

2. Hari hari lomba

IBO ke-29 dibuka secara resmi dibuka pada Hari Minggu, 15 Juli 2018 oleh Menteri Pendidikan Republik Islam Iran di Hotel Espinas, Tehran.

Pada kesempatan yang sama Presiden IBO Dr. Poonpipope Kasemsap juga menambahkan bahwa selain berkompetisi, kolaborasi dan jejaring merupakan dua hal penting yang harus dibangun oleh saintis-saintis muda di masa akan datang.

Hari Selasa, 17 Juli 2018 para siswa Indonesia mengerjakan 4 topik praktikum selama masing-masing 1,5 jam yaitu: Biologi Tumbuhan (Fisiologi dan adaptasi tumbuhan), Biokimia dan Biologi Molekuler (Isolasi protein, Biologi Hewan (Anatomi lintah dan pengamatan tungau), dan Ekologi dan Evolusi Mikroba.

Selanjutnya, Hari Kamis, 19 Juli 2018 para siswa mengerjakan dua set soal teori menggunakan komputer dengan total waktu pengerjaan selama 6 jam. Seluruh tes dilakukan di kampus Shahid Beheshti University, Tehran.

Tahun ini, tes praktikum dan tes teori termasuk lebih sulit dibandingkan penyelenggaraan IBO sebelumnya. Selain itu, kondisi cuaca yang panas dan kering di Tehran turut menjadi tantangan tersendiri bagi siswa dan pendamping.

3. Persaingan semakin ketat

Dengan pencapaian ini, tradisi Emas selama 5 tahun berturut-turut belum dapat dilanjutkan. Hal ini juga sekaligus menunjukan persaingan menjadi semakin ketat.

Selama IBO di Iran, tim didampingi oleh 5 pendamping sekaligus berperan selaku juri internasional diantaranya: Agus Dana Permana (Staf Pengajar Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati – Institut Teknologi Bandung), Ahmad Faizal (Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati – ITB), Ida Bagus Made Artadana (Fakultas Teknolobiologi – Universitas Surabaya), Ihsan Tria Pramanda (Staf Pengajar Tim Olimpiade Biologi Indonesia), serta Muamar Surawidarto (Kasi Program Direktorat Pembinaan SMA Kemendikbud).

Para juri pendamping negara umumnya merupakan guru, dosen, maupun profesor dari universitas-universitas terkemuka di beberapa negara maju.

Selain menerjemahkan soal ke bahasa negara masing-masing, juri dari berbagai negara bekerja sama dalam menelaah soal-soal tes praktikum dan teori sehingga meningkatkan kualitas soal sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang biologi modern.

Dua wakil Indonesia, Syailendra Karuna Sugito saat ini telah diterima di Fakultas Kedokteran UI dan Silingga Metta Jauhari telah diterima di Fakultas Teknik Industri ITB. Sementara dua siswa lainnya masih duduk di bangku SMA.

https://edukasi.kompas.com/read/2018/07/23/19202211/kado-hari-anak-nasional-siswa-indonesia-raih-prestasi-di-ibo-iran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke