BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Prasetiya Mulya
Salin Artikel

"Booming" Pembangunan, Lulusan Sains dan Teknologi Jadi Primadona

Namun sayangnya republik ini kekurangan tenaga ahli yang kompeten di bidang tersebut. Seperti ditulis Kompas.com, Senin (12/3/2018), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) menyatakan bahwa hingga 2019 mendatang Indonesia kekurangan 190.997 lulusan sarjana teknik S-1 dan D3.

Masih menurut artikel yang sama, kekurangan insinyur di Indonesia bukan karena kurangnya minat generasi muda untuk menempuh pendidikan di bidang tersebut. Kekurangan terjadi karena lulusan lokal di bidang tersebut masih kurang kompeten dibandingkan dengan lulusan luar negeri sehingga tak terserap di industri.

Ini terjadi karena adanya ketimpangan antara kebutuhan industri dengan kompetensi lulusan sains dan teknik yang dihasilkan universitas.

Industri membutuhkan tenaga ahli yang tidak hanya mahir dalam keterampilan keras saja, tetapi juga keterampilan lunak, seperti berkomunikasi terutama dalam bahasa inggris, menganalisis, mengungkapkan pendapat, menyelesaikan masalah, dan inovatif.

Fakta tersebut jelas sangat disayangkan, mengingat tren industri membutuhkan tenaga kerja berkompetensi sains dan teknologi tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di dunia.

Hal ini terlihat dari hasil studi lembaga federal Amerika Serikat untuk pengembangan ilmu sains, National Science Foundation (NSF). Studi yang dilakukan pada 2011 menyatakan dalam satu dekade mendatang 80 persen pekerjaan memerlukan kompetensi science, technology, engineering, dan mathematics (STEM).

Hasil senada terlihat pula dari survei Social Market Foundation untuk EDF Energy (perusahaan energi asal Inggris). Studi yang dipublikasi pada Januari 2017 ini menyatakan, kebutuhan tenaga kerja di Inggris Raya di bidang sains, teknologi, riset, dan teknis akan naik dua kali lipat mulai dari tahun 2016-2023.

Imbasnya kemudian akan melahirkan 140.000 pekerjaan baru dan 640.000 lowongan pekerjaan selama enam tahun ke depan di sektor tersebut. Melonjaknya angka kebutuhan SDM ini tak lepas dari inovasi teknologi dan investasi infrastruktur yang terus menggeliat.

Mulai dari sektor pendidikan

Tren melonjaknya kebutuhan SDM STEM baik di dalam dan luar negeri seharusnya bisa menjadi peluang besar bagi generasi muda Indonesia. Tentu untuk bisa menjemput peluang tersebut mereka harus melakukan persiapan sejak dini ketika mulai masuk kuliah.

Tak cuma belajar giat untuk menguasai teori, mereka harus pula praktik mengaplikasikannya di lapangan. Di sini lembaga pendidikan berperan penting untuk memfasilitasi dan membuat itu terjadi.

Artinya lembaga pendidikan harus membantu mahasiswanya agar ilmu yang sudah didapat di bangku kuliah bisa digunakan di industri. Dengan demikian mereka punya pengalaman di lapangan.

Salah satu contohnya seperti yang dilakukan Universitas Prasetiya Mulya di School of Applied STEM (Science Technology Engineering & Mathematics). Di sini mahasiswa bisa mempraktikkan teori yang dipelajari dengan mengikuti program magang ke perusahaan sejak tahun pertama kuliah.

Tak cuma ahli dalam bidang STEM, pihak kampus mendidik pula mahasiswanya supaya mahir mengomersialkan ide atau produk inovasi mereka. Tentu inovasi yang dimaksud harus sesuai kebutuhan market dan menjadi solusi terhadap permasalahan di masyarakat.

Untuk itu selain mendalami ilmu terapan mereka memelajari juga ilmu bisnis. Janson Naiborhu, Dean of School of Applied STEM Prasetiya Mulya mengatakan, hal ini perlu dilakukan karena sinergi antara sains-teknologi dan bisnis di industri kini sudah tak terhindarkan lagi.

Dengan demikian, kata dia, selain ahli dalam bidang STEM, mereka akan punya kemampuan berwirausaha sehingga bisa menghasilkan inovasi bisnis berbasis sains dan teknologi.

Sebagai informasi, total ada enam jurusan di School of Applied STEM Universitas Prasetiya Mulya, yaitu S1 Business Mathematics (Matematika Bisnis), S1 Renewable Energy Engineering (Teknik Energi Terbarukan), S1 Food Business Technology (Teknologi Bisnis Pangan), S1 Product Design Engineering (Teknik Desain Produk), S1 Software Engineering (Teknik Perangkat Lunak), dan S1 Computer Systems Engineering (Teknik Sistem Komputer).

Adapun bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ingin kuliah di sana, kampus ini menyediakan empat beasiswa atau scholarship, yaitu beasiswa Young Scholar Indonesia (YSI), Bakti Indonesia, Financial Aid, dan Readi Project Scholarship.

Diharapkan melalui School of Applied STEM Universitas Prasetiya Mulya ini akan lahir lulusan berkompetensi STEM yang tak hanya sesuai kebutuhan industri, tetapi mampu pula menciptakan peluang usaha sesuai dengan inovasi teknologi yang dihasilkannya.

https://edukasi.kompas.com/read/2018/07/25/08030051/-booming-pembangunan-lulusan-sains-dan-teknologi-jadi-primadona

Terkini Lainnya

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Edu
FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

Edu
Bagikan artikel ini melalui
Oke