Salin Artikel

Belajar Biologi Bersama Pak Guru Vidi Aldiano

KOMPAS.com - Prestasi Vidi Aldiano dalam pendidikan tidak bisa dipandang sebelah mata. Vidi berhasil menyelesaikan studi program S1 tepat waktu 3,5 tahun di Jurusan Manajemen, Bussines School, Universitas Pelita Harapan (UPH), dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,63.

Vidi adalah salah satu dari 184 wisudawan UPH meraih predikat cum laude pada angkatan 2012/2013.  

Tidak berhenti di situ, Vidi kemudian melanjutkan pendidikan S2 mengambil jurusan Innovation Management and Enterpreneurship di University of Manchester, Inggris. Lagi, ia lulus dengan predikat cum laude. 

1. Kesamaan visi

Prestasi akademik ini adalah salah satu alasan Quipper Indonesia, aplikasi pendidikan berbasis teknologi online, menggandeng Vidi Aldiano untuk mengajar secara daring/online.

"Quipper mencari tokoh muda inspirasional dan melihat Vidi sebagai salah satunya. Meski berprofesi sebagai penyanyi namun kami melihat Vidi masih melihat pendidikan sebagai hal penting," jelas Pipit Indrawati, Head of Content Quipper Indonesia  kepada Kompas.com. 

Selain itu juga kami memiliki kesamaan visi untuk bersama-sama membuat pendidikan Indonesia semakin berkualitas, tambahnya.

2. Ingin memberikan kontribusi pendidikan

Lalu apa yang membuat Vidi menerima tawaran ini?

"Platform ini seolah menjadi 'jembatan' buatku untuk mencapai visiku nanti saat umur 50 tahun: mengajar," jelas Vidi.

Vidi menyampaikan visi, setelah tidak lagi berkecimpung di bisnis entertain ini, ia ingin  memberikan kontribusi melalui pendidikan. Diantaranya, mengajar.

Sejak lama Vidi aktif dalam banyak kegiatan sosial terkait dengan pendidikan pendidikan. Mulai dari berkesempatan menjadi pembicara di UN untuk mengangkat isu pendidikan Indonesia, terilibat dalam kampanye sosial mendirikan perpustakaan di Labuan Bajo hingga turut berkampanye di Hari Pendidikan Nasional menjelaskan arti penting pendidikan. 

3. Jadi guru biologi

"Tawaran untuk mengejar sebenarnya sudah lama ada, mulai dari almamater kampus UPH hingga UI. Hanya saya masih masih takut. Nah tawaran dari Quipper ini bisa menjadi media untuk saya belajar. Lebih nyaman karena depan kamera," jelas Vidi.

Melalui aplikasi ini, Vidi akan mengajar Biologi, mata pelajaran yang dicintai Vidi sejak lama.

"Pelajaran ini mengena di hati sejak SMP dulu. Bahkan dulu sempat bercita-cita ingin menjadi dokter," cerita Vidi.

Materi yang sudah lama tidak disentuh adalah tantangan Vidi dalam mempersiapkan hal. "Jadi harus direfresh lagi, baca-baca lagi," tambahnya.

Namun Pipit menyampaikan Vidi tidak hanya mencintai mata pelajaran ini, namun juga memiliki kompetensi untuk itu. Terbukti, tambahnya, proses pengambilan gambar video pembelajaran jauh lebih cepat selesai dari waktu yang ditargetkan.

4. Masalah pendidikan 'zaman now' 

Lebih jauh Vidi melihat ada banyak tantangan pendidikan saat ini.

"Tidak hanya ketimpangan sarana dan prasaran, namun juga materi pendidikan dan guru-guru yang mengajar," ungkapnya.

Pendidikan berbasis teknologi ini, menurutnya, dapat menjadi solusi dari ketimpangan tersebut.

"Bayangkan, aku ke Labuan Bajo, tempat yang terpencil, anak-anak di sana sudah pegang HP. aku yakin teknologi dapat menjadi jembatan untuk mengatasi ketimpangan tersebut," ujarnya.

4. Pembelajaran menyenangkan

Selain itu, akses informasi yang begitu banyak dan cepat menjadi tantangan tersendiri dalam dunia pendidikan saat ini.

"Makanya harus dibuat menarik. Mulai dari tampilan hingga cara guru mengajar. Meski belajar, informasi disampaikan harus fun dan menarik," kata Vidi.

Hal itu juga menjadi perhatian Quipper selaku penyedia aplikasi pendidikan berbasis teknologi. Menurut Pipit, materi pembelajaran kini dituntut tidak hanya memberi informasi tapi juga memotivasi.

"Guru mengajar dengan cara menyenangkan dan memotivasi anak agar senang belajar. Visual juga menjadi hal penting sehingga dibuat agar menarik," jelas Pipit.

Bukan hanya menerangkan, guru juga mengajak siswa untuk menemukan relasi antara ilmu dipelajari dan kehidupan nyata. Misal, belajar kimia sambil mengaitkan dengan diet karbo dalam membahas unsur protein.

5. Tantangan anak milenial

"Selain entertaining harus juga efektif dalam komunikasi. Kita tertarik sama guru karena passion guru menular pada murid. Komunikasi tidak hanya searah, tapi juga terbuka untuk anak-anak milenial yang kini lebih berani berpendapat," kata Vidi.

Karenanya masalah pendidikan karakter juga menjadi isu penting bagi generasi milenial saat ini.

"Orang melihat tokoh idola di platform media sosial mana pun sebenarnya sudah merupakan pendidikan karakter. Meniru adalah pendidikan karakter. Anak belajar memilah dan mengontrol mana yang bisa dicontoh atau diviralkan. Itu sudah merupakan pendidikan karater di era online," jelas Vidi.

Terkait hal tersebut, Pipit menyampaikan Quipper juga telah menjawab tantangan pendidikan karakter tersebut. Salah satunya melalui  video pengayaan.

Dalam video pengayaan, guru tidak hanya mengupas konten namun juga fokus pada masalah di kehidupan nyata dan melatih berpikir kritis. 

"Ke depan, aku berharap platform ini dapat menjadi solusi bagi masalah pendidikan Indonesia. Dulu kita kesulitan harus mengirim satu guru hanya dapat menjangkau satu wilayah kecil tertentu saja. Namun dengan pendidikan berbasis teknologi ini, satu guru bisa memberi dampak yang lebih luas dan banyak anak. Kini, kita dapat belajar tanpa dibatasi waktu dan tempat, tutup Vidi.

https://edukasi.kompas.com/read/2018/07/25/16440881/belajar-biologi-bersama-pak-guru-vidi-aldiano

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke