Salin Artikel

Sebelum Membuat Infografis, Pahami Dulu Konsepnya…

JAKARTA, KOMPAS.com – Saat informasi ditampilkan dalam bentuk artikel biasa pada koran, majalah, atau laman berita online, seberapa besar Anda memahami isi informasi yang terkandung di dalamnya?

Kemudian, seberapa banyak informasi yang dapat Anda ingat tanpa harus membacanya lagi?

“Kebanyakan orang hanya bisa mengingat 20 persen dari semua informasi yang terkandung di dalam artikel biasa tanpa gambar,” ujar Redaktur Infografik Tempo Yosep Suprayogi saat memberikan materi Workshop Visualisasi Data, Kamis (26/7/2018), di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta.

Berbeda halnya jika artikel tersebut ditambah sebuah gambar atau infografis. Yosep menjelaskan, tampilan visual pada sebuah informasi akan meningkatkan minat baca masyarakat.

“Selain meningkatkan minat baca, tampilan visual pada sebuah informasi seperti infografis juga bisa membuat pembaca mengingat isi informasi sampai 80 persen,” jelasnya lagi.

Sejatinya, infografis merupakan gabungan dari dua bentuk penyajian informasi, yakni informasi verbal dan visual.

Pada era digitalisasi seperti sekarang ini, penyajian informasi dalam bentuk verbal dan visual sangatlah penting. Dengan kebutuhan tersebut, hadirlah infografis yang bisa memuat bentuk informasi verbal dan visual secara ringkas.

“Infografis ini banyak manfaatnya. Selain bisa menjelaskan sebuah informasi rumit seperti bahasa kedokteran, infografis juga bisa menyampaikan informasi yang memuat data/angka, penjelasan yang bersifat teknis, sebuah tragedi kecelakaan yang kompleks, berita kontroversial, sampai berita yang berkaitan dengan lokasi,” ungkap Yosep lagi.

Jadi, pembaca tidak perlu lagi menerka-nerka atau kesulitan memahami isi informasi yang ditampilkan. Pembaca cukup melihat gambar atau grafis yang ada pada informasi tersebut.

Infografis, lebih penting gambar atau konten?

Dalam membuat infografis yang baik, ternyata ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Selain harus menampilkan gambar yang menarik, seorang perancang infografis sebaiknya juga memikirkan konten tulisan yang memiliki nilai berita.

Selain itu, Moerat juga menjelaskan bahwa pemilihan warna pada infografis juga memainkan peran.

“Jangan sampai warna yang dipakai bertabrakan. Bukannya memudahkan pembaca, tapi malah memusingkan untuk dilihat karena warna yang mencolok,” tambahnya lagi.

Pada materi yang berjudul How to Compose an Impactful Visual Story, Yosep juga menjelaskan lima hal penting yang harus ada pada sebuah infografis.

“Terdapat lima anatomi dalam membuat infografis, yakni judul, kata pengantar, informasi verbal, informasi visual, dan sumber atau kredit. Infografis yang baik akan menampilkan semua hal itu,” ujar laki-laki yang juga berprofesi sebagai jurnalis senior ini.

Dalam anatomi tersebut, judul merupakan hal pertama yang harus diperhatikan. Sebab, pembaca akan melihat judul terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca informasi lainnya.

Selanjutnya, kata pengantar juga memainkan peran. Kata pengantar ini berfungsi sebagai konteks infografis yang memuat informasi 5W dan 1H.

“Tanpa kata pengantar, pembaca mungkin bingung dalam memahami keseluruhan informasi yang diberikan,” kata Yosep.

Kemudian sampailah pada elemen utama sebuah infografis, yakni informasi verbal dan visual. Kedua informasi ini adalah ujung tombak dari sebuah infografis. Jadi sang desainer harus benar-benar mematangkan konsep sebelum menuangkan idenya di dalam frame infografis.

“Di akhir pembuatan infografis, jangan lupa cantumkan sumber informasi. Selain itu pembuat infografis juga bisa menaruh namanya supaya infografis ini tidak diakui oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujar Yosep. 

https://edukasi.kompas.com/read/2018/07/28/10030041/sebelum-membuat-infografis-pahami-dulu-konsepnya-

Terkini Lainnya

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke