KOMPAS.com - Cambridge International merupakan penyedia kualifikasi kurikulum internasional dengan ujian dan kualifikasi di 10.000 sekolah di lebih dari 160 negara, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, jumlah sekolah pengguna kurikulum Cambridge International kian tahun mengalami pertumbuhan signifikan dari 180 sekolah menjadi 218 sekolah dalam 2 tahun terakhir.
Hal inilah disampaikan Ben Schmidt, Regional Director Southeast and Pasific Cambridge International dalam kesempatan pertemuan dengan media di Jakarta (2/8/2018).
1.Pembelajaran sebagai proses
Tahun ini, Cambridge International merubah nama dari Cambridge International Examinations menjadi Cambridge Assesment International Education.
"Perubahan nama dari International Examination menjadi Internasional Education untuk menunjukan bahwa Cambridge International bukan semata-mata soal ujian melain juga tentang pendidikan," jelas Dianindah Apriyani, Senior Country Manager Indonesia Cambridge International.
Dian menambahkan, kurikulum Cambridge International diharapkan membuat siswa dapat mencintai proses pembelajar.
"Dengan subyek pelajaran yang luas dan fleksibel, sekolah dapat menajamkan kurikulum mereka sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal ini akan membantu siswa menemukan dan mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan untuk masa depan mereka," kata Dian.
2. Mencintai proses pembelajaran
Hal senada disampaikan Ben kepada Kompas.com ,"Persis hal ini pula yang menjadi kelebihan kurikulum Cambridge International dibandingkan kurikulum lain. Kurikulum lain mewajibkan siswa untuk berhasil di semua subyek pelajaran. Seringkali ini membuat proses pembelajaran menjadi beban bagi siswa."
Sebaliknya, kurikulum Cambridge International memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih subyek pelajaran yang mereka minati.
Hal ini akan membuat kemampuan spesialisasi siswa semakin terasah dan mendalam. Siswa juga mencintai proses pembelajaran karena menekuni hal yang ia minati, tambah Ben.
3. Layanan baru kurikulum Cambridge
Selain itu, saat ini Cambridge International juga memiliki layanan baru. Salah satu di antaranya School Self Evaluation, atau evaluasi mandiri sekolah. Cambridge International tidak lagi menjadi lembaga akreditasi yang memberikan penilaian.
Sebaliknya, sekolah melakukan sendiri evaluasi terhadap proses penerapan kurikulum dengan menggunakan survei online untuk mendapatkan umpan balik dari siswa, orangtua dan juga guru.
"Dari hasil inilah baru dari pihak Cambridge International akan mendiskusikan dengan pihak sekolah area-area apa saja yang perlu mendapatkan perhatian dan perbaikan," ujar Dian.
Selain itu, pihak Cambridge International juga memberikan layanan komsultasi sekolah. Layanan ini mencakup konsultasi dalam penyusunan kurikulum, peningkatan kualitas guru, penilaian siswa dan juga guru dan layanan lainnya.
4. Kolaborasi Sampoerna University
Sejak April 2017, Cambridge International telah melakukan kerjasama dengan Sampoerna University dalam meningkatkan profesionalitas guru di Indonesia.
"Melalui komitmen kerjasama ini, Cambridge International berkomitmen meningkatkan kompetensi guru Indonesia untuk mengajar kurikulum internasional dalam bahasa Inggris atau penggunaan bilingual dalam kurikulum nasional," papar Dian.
Nantinya para guru akan mendapat sertifikasi "Cambridge teacher" atau "Cambridge trainer" dan dapat membagikan pengetahuan mereka kepada guru lain di sekolah-sekolah yang menggunakan kurikulum Cambridge International .
"Salah satu tantangan di era ekonomi global saat ini adalah kita masih membutuhkan banyak guru dengan kompetensi global. Salah satunya guru dengan kemampuan menguasai bilingual atau 2 bahasa," jelas Ben Schmidt.
Diharapkan melalui program ini, ketimpangan antara kompetensi guru dan kebutuhan pendidikan global akan teratasi.
Cambridge International Examinations
https://edukasi.kompas.com/read/2018/08/02/22080731/babak-baru-kurikulum-cambridge-international-di-indonesia