KOMPAS.com - "Ini punya Adek!" teriak salah satu anak. Sontak permainan tidak lagi jadi menyenangkan. Anak-anak pun berhenti bermain.
Bila orangtua melihat anak bersikap seperti ini perlu mengarahkan agar anak belajar dan senang berbagi. Berbagi diyakini memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan aspek sosial-interpersonal anak.
Kebiasaan berbagi tidak saja memberi manfaat pada diri anak tapi juga orang lain. Anak akan mengenal rasa empati dan peduli terhadap orang lain. Bukan hanya itu, berbagi juga mengajarkan nilai kebersamaan.
Perkembangan sosial anak akan tumbuh secara baik dan akan memiliki teman baik lebih banyak.
Sebaliknya, membiarkan anak bersikap acuh tak acuh dan mengabaikan orang lain akan menyebabkan tumbuh sikap egois pada anak. Anak akan selalu ingin menang sendiri. Hal ini tentu tidak boleh dibiarkan, mengingat anak sejak dini perlu memiliki sikap sosial yang baik.
Dikutip dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, berikut beberapa tips menumbuhkan sikap berbagi pada anak:
1. Menciptakan lingkungan senang berbagi
Orangtua sebaiknya mengajak anak ikut beraktivitas bersama teman-teman saat bermain. Orangtua dapat membawa beberapa mainan dan mengajak anak-anak lain di lingkungan terdekat.
Bermain bersama mendorong anak berinteraksi dengan teman-teman lain sehingga anak mudah berkomunikasi. Dengan begitu, sikap berbagi muncul seiring interaksi dalam permainan sederhana.
Di dalam keluarga, misalnya saat makan bersama, juga dapat diterapkan interaksi yang ditunjukkan dengan sikap berbagi.
"Ini ada dua roti, berikan satu untuk kakak ya.” Hal ini akan membuat pengalaman berbagi menjadi hal menyenangkan untuk anak.
2. Ikut bermain bersama anak
Sebaiknya orangtua sedapat mungkin sering meluangkan waktu dapat ikut bermain bersama anak. Anak biasanya bersikap lebih baik dalam bermain saat ada orang dewasa yang mendampingi, termasuk saat timbul perselisihan.
Orangtua hendaknya cukup menjadi mediator dalam menyelesaikan masalah bila anak sulit berbagi. Jangan membela atau menyinggung perasaan salah satu anak. Hal ini akan membuat anak justru menimbulkan sifat egois.
3. Mengajak bertukar mainan
"Nah, sekarang coba gantian mainannya. Pasti menyenangkan.” Orangtua dapat menggunakan kalimat tersebut mengajarkan anak agar mau berbagi.
Kita juga dapat memberi pilihan membagi secara adil waktu bermain. "Waktunya lima menit ya, nanti bergantian kakak tukar mainan dengan temannya ya.” Hal ini akan membuat anak dapat mengerti berbagi teman lain.
Sikap berbagi akan tumbuh sebagai bekalnya dewasa. Dengan mengajarkan berbagi, anak dapat belajar ketulusan sehingga akan membuatnya nyaman dan bahagia.
Anak akan mengerti bahwa ia adalah makhluk sosial yang keberadaannya juga membutuhkan orang lain. Orang lain membutuhkannya dan suatu saat nanti anak pun akan membutuhkan orang lain.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/08/06/22155361/agar-anak-tidak-egois-ini-3-tips-melatih-anak-berbagi