Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Prestasi Dunia, Siswa Indonesia Raih Emas Ajang Seni 2018 di Jepang

KOMPAS.com - Sekali lagi, SMA Indonesia meraih penghargaan di ajang Internasional. Kali ini delegasi Indonesia meraih medali emas dalam ajang "International High Schools Arts Festival 2018" yang diadakan di Tokyo Jepang, 5-10 Agustus 2018.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh The International Foundation for Arts and Culture (IFAC) dan telah memasuki tahun ke-19. Kompetisi ini bertujuan meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas di bidang seni khususnya poster, lukisan dan kaligrafi, serta menambah pengalaman seni dan budaya untuk para siswa pendidikan menengah lintas negara. 

1. Hasil seleksi FLS2N 2017

Kompetisi tahun ini diikuti oleh 18 negara dari 3 benua untuk kategori poster dan lukisan. Selain kategori tersebut, ada juga kategori lain untuk seni dan budaya Jepang berupa kaligrafi yang diikuti seluruh Provinsi di Jepang.

Untuk kategori poster dan lukisan, setiap negara maksimal memilih 6 nominasi karya terbaik untuk dikirim ke pihak IFAC. Setiap negara kemudian diundang hadir pada acara pameran dan penganugerahan pemenang.

Enam nominasi karya terbaik Indonesia yang dikirim merupakan pemenang dari kegiatan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tahun 2017 yang diselenggarakan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Karya perwakilan setiap negara dipamerkan bersama karya kaligrafi dari siswa SMA Jepang di National Art Center Tokyo. Upacara penganugerahan pemenang diadakan pada tanggal 8 Agustus 2018 di ballroom hotel Ritz Carlton Tokyo.

2. Meraih medali emas

Delegasi Indonesia meraih 1 medali emas pada kompetisi ini. Delegasi Indonesia terdiri dari Mujahid Afif A.E. dari SMAN Modal Bangsa Aceh sebagai peserta dan Robin Kristian dari Direktorat Pembinaan SMA sebagai pendamping.

“Saya sangat bangga bisa mewakili Indonesia, alhamdulillah saya meraih 1 medali emas di ajang yang bergengsi ini. Saya sangat berterima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang sudah memilih dan memberangkatkan saya ke Jepang," kata Afif.

Afif berharap kegiatan dapat terus dilanjutkan karena ia merasa kompetisi ini, baik di bidang seni, sains maupun olahraga, sangat bermanfaat, bukan untuk jangka pendek tetapi jangka panjang ke depan.

Purwadi Sutanto, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan Indonesia merasa bangga dan terhormat dapat mengikuti ajang seperti ini.

"Selain di bidang sains, kita harus mengembangkan bidang lain seperti seni budaya dan juga olahraga sesuai dengan prinsip olah pikir, olah rasa, olah hati dan olah raga," jelas Purwadi.

3. Tidak kalah dengan Eropa dan Amerika

Purwadi menambahkan, kegiatan ini harus dipandang bukan hanya sebagai kesempatan berharga untuk memperkuat hubungan persahabatan tetapi juga dapat memajukan kerjasama global untuk pembangunan pendidikan, seni dan budaya dunia yang berkualitas dan berkelanjutan.

Suharlan, Kasubdit Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMA, Kemendikbud menyampaikan bahwa Indonesia tidak kalah dengan negara lain seperti dari benua Eropa dan Amerika.

"Buktinya Indonesia bisa berbicara dengan meraih medali emas pada kompetisi yang diselenggarakan oleh IFAC. Oleh karena itu, kompetisi seperti ini perlu kita pertahankan dan kita tingkatkan lebih baik lagi, baik dari segi seleksi maupun pembinaan di tingkat nasional," kata Suharlan.

Selain kegiatan tersebut, para siswa diajak untuk mengenal sejarah, seni dan kebudayaan Jepang dengan mengunjungi tempat kerajinan tradisional Jepang, beberapa kuil bersejarah dan museum.

Delegasi Indonesia telah kembali ke tanah air dan disambut langsung Kasubdit Peserta Didik
Direktorat Pembinaan SMA, Suharlan (10/8/2018).

https://edukasi.kompas.com/read/2018/08/10/21143801/prestasi-dunia-siswa-indonesia-raih-emas-ajang-seni-2018-di-jepang

Terkini Lainnya

Atasi Kesenjangan Kompetensi, ICE Institute Hadirkan “Career Guidance Platform”
Atasi Kesenjangan Kompetensi, ICE Institute Hadirkan “Career Guidance Platform”
Edu
Tim Peneliti Polimedia Kenalkan Teknologi Kemasan Aktif MAP, Perpanjang Masa Simpan Tepung Talas
Tim Peneliti Polimedia Kenalkan Teknologi Kemasan Aktif MAP, Perpanjang Masa Simpan Tepung Talas
Edu
LPDP Beri 3 Opsi buat Mahasiswa, Dampak Kebijakan Imigrasi Amerika Serikat
LPDP Beri 3 Opsi buat Mahasiswa, Dampak Kebijakan Imigrasi Amerika Serikat
Edu
Kisah Nuzula, Peserta UTBK 2025 dengan Nilai Tertinggi di Unesa, Pilih Kedokteran
Kisah Nuzula, Peserta UTBK 2025 dengan Nilai Tertinggi di Unesa, Pilih Kedokteran
Edu
UNJ Raih Penghargaan 'Perguruan Tinggi dengan Permohonan Hak Cipta Terbanyak 2015-2024' Kemenkum
UNJ Raih Penghargaan "Perguruan Tinggi dengan Permohonan Hak Cipta Terbanyak 2015-2024" Kemenkum
Edu
Kisah Elsa, Anak Marbot Masjid Masuk UGM Tanpa Tes dan Dapat Beasiswa
Kisah Elsa, Anak Marbot Masjid Masuk UGM Tanpa Tes dan Dapat Beasiswa
Edu
AS Hentikan Sementara Penerbitan Visa Pelajar, Bagaimana Nasib 'Awardee' LPDP?
AS Hentikan Sementara Penerbitan Visa Pelajar, Bagaimana Nasib "Awardee" LPDP?
Edu
Permendikdasmen Baru: Hasil TKA SD-SMA buat SPMB dan Masuk Jalur SNBP
Permendikdasmen Baru: Hasil TKA SD-SMA buat SPMB dan Masuk Jalur SNBP
Edu
Biaya Kuliah Institut Teknologi PLN 2025, Ada Gratis Kuliah sampai Lulus
Biaya Kuliah Institut Teknologi PLN 2025, Ada Gratis Kuliah sampai Lulus
Edu
Kisah Nuzula, Sudah Kuliah di FKG, Daftar FK Unesa dan Raih Skor UTBK Tertinggi
Kisah Nuzula, Sudah Kuliah di FKG, Daftar FK Unesa dan Raih Skor UTBK Tertinggi
Edu
Wamendikti Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Wamendikti Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Edu
Peraturan TKA SD-SMA Tahun 2025 Terbit, Ini Syarat Siswa dan Materinya
Peraturan TKA SD-SMA Tahun 2025 Terbit, Ini Syarat Siswa dan Materinya
Edu
Wamen Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Pakai Rumus Probabilitas
Wamen Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Pakai Rumus Probabilitas
Edu
Mendikdasmen Bahas Penerapan Pendidikan Dasar Gratis dengan Menkeu
Mendikdasmen Bahas Penerapan Pendidikan Dasar Gratis dengan Menkeu
Edu
Kisah Brian, Lulus Cumlaude Kedokteran UGM Hanya dalam Waktu 3,5 Tahun
Kisah Brian, Lulus Cumlaude Kedokteran UGM Hanya dalam Waktu 3,5 Tahun
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke