KOMPAS.com - Indira Nurul Qomariah (25) sudah tiga tahun terakhir menjadi "jembatan" bagi anak-anak di pelosok Nusantara untuk mengakses berbagai buku.
Hal ini dilakukannya sejak ia menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Sabang, saat menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa tengah.
"Waktu tahun 2015, aku KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Sabang, terus aku liat banyak anak-anak yang seumuran SD gitu belum lancar bacanya, karena belum banyak buku di sekolah tersebut," ujar Indira, saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/8/2018).
Kemudian, ia bersama rekan-rekannya mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku dongeng untuk dikirimkan ke lokasi KKN.
Saat itu, biaya pengiriman ditanggung sendiri. Namun, kegiatan ini mendapatkan respons positif dari masyarakat dan para guru di sejumlah sekolah di Sabang.
"Dapat tanggapan positif dari guru-guru di sana. Anak-anak jadi suka baca, lebih aktif. Kalau ada kuis atau tebak-tebakan mereka bisa jawab," ujar Indira, yang kini berdomisili di Jakarta Selatan.
Kini, ia menggagas project Buku Anak Indonesia (BAI), dengan menyosialisasikan berbagai kegiatannya melalui @bukuanakindo.
Dengan adanya buku-buku, wawasan anak-anak di pelosok Indonesia menjadi lebih luas dan terbuka.
Saat ini, ia juga tengah menggagas pendistribusian buku hingga ke Indonesia Timur, bekerja sama dengan Sarjana Mendidik di Daerah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (SM3T).
"Tahun 2015, waktu itu BAI periode mengirimnya sekitar 2-3 bulan sekali, karena kami masih sibuk skripsian," ujar Indira.
Buku-buku yang dikumpulkan Indira telah dikirimkan ke Gorontalo, Bengkayang (Kalimantan Barat), Koloray (Maluku Utara), dan daerah-daerah lainnya.
Pada 2017, pendistribusian buku-buku lebih banyak ke Indonesia bagian timur, seperti NTT, NTB, Maluku, dan Papua.
Buku-buku yang dikirimkan akan didistribusikan ke berbagai sekolah oleh mitra pihak BAI.
Selain itu, kata Indira, ada donatur yang mengirimkan uang sebagai bagian dari donasinya. Selanjutnya, uang donasi akan dibelikan buku yang masih layak di lapak buku bekas di Jakarta.
"Setiap bulannya kami mengganti lokasi target supaya distribusinya merata, tidak hanya di satu titik saja," ujar Indira.
Kemudian, buku yang bisa didonasikan lewat BAI yakni buku-buku anak yang edukatif, tanpa unsur SARA dan pornografi.
"Untuk buku Lembar Kerja Siswa (LKS), tidak kami terima. Karena LKS biasanya sudah ada coretan jadi tidak bisa buat latian. Ada juga yang donasi perlengkapan sekolah, seperti seragam, topi, dan lainnya," ujar Indira.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/08/20/20060061/berbagi-buku-hingga-ke-pelosok-indonesia-