KOMPAS.com - Program studi (Prodi) Teknik Fisika Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menggelar seminar dengan tema "Green Building and Energy Management Seminar (GEMS) 2018" di Lecture Hall New Media Tower UMN, Tangerang (28/8/2018).
Memasuki tahun ke-2, GEMS diadakan dengan tujuan membuka wawasan manajemen energi di sektor bangunan komersil maupun bangunan pelayanan masyarakat.
“Sejak awal dibangun, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) telah mengembangkan konsep Green Technology sebagai kontribusi mewujudkan pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan,” jelas Rektor UMN Ninok Leksono.
1. Terkait budaya dan filosofi
"Berbicara mengenai green building bukan hanya soal struktur dan arsitektur saja, namun juga hal terkait lain seperti pemanfaatan air, pengelolaan sampah hingga faktor kesehatan," jelas Direktur Green Building Council Indonesia Siti Adiningsih Adiwoso.
Ia menambahkan, pengaplikasian green building di Indonesia tidak bisa 'copy-paste' dengan gedung-gedung di Eropa atau Amerika karena beda iklim. Tidak hanya itu, masalah filosofi dan budaya juga menjadi perbedaan mendasar dalam menerapkan green building di Indonesia, tambah Siti Adiningsih.
"Penerapan green building juga tidak hanya terkait masalah material, air, cahaya atau pengaturan suara saja melainkan juga pergerakan manusia, cara berpikir dan juga komunitas yang tinggal di dalamnya," tegas Siti Adiningsih.
2. Potensi penghematan energi
Turut hadir sebagai pembicara dalam pembukaan GEMS 2018, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM RI Rida Mulyana.
Rida menyampaikan, saat ini ada 3 masalah utama sedang dihadapi negara-negara di dunia yaitu FEW, Food (makanan), Energy (energi) dan Water (air).
"Potensi penghematan gedung industri dan komersil di Indonesia masih bisa sampai 10-30%. Karena itu, saya mendorong UMN yang telah memperoleh banyak penghargaan sebagai gedung yang ramah lingkungan dan energi untuk menerapkan ISO 50001 untuk Sistem Manajemen Energi," tambah Rida.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro yang hadir sebagai pembicara kunci juga memberikan apresiasi positif atas langkah-langkah dilakukan UMN dalam menerapkan konservasi energi melalui green building ini.
Pada kesempatan itu, Bambang menjelaskan penghematan dan konservasi energi dapat dilakukan dengan mengubah kebiasaan atau gaya hidup.
"Bicara mengenai konservasi energi kita tidak bisa bicara nanti atau masa depan melainkan harus dimulai dari saat ini atau sekarang," tegas Bambang. Untuk itu, langkah mewujudkan pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan melalui intensifikasi, diversifikasi dan konservasi energi, tambahnya.
"Jangan sampai Indonesia bernasib sama seperti Venezuela negara terbesar ke-2 cadangan minyak namun kini chaos karena sangat bergantung pada minyak, fossil fuels," tegasnya.
Untuk itu Bambang mengharapkan peran serta dunia pendidikan tinggi untuk bersama-sama mencari terobosan mengembangkan energi yang terbarukan.
"Mindset dari jurusan pertambangan atau perminyakan kini harus diubah. Tidak lagi belajar pada pemanfaatan tambang atau minyaknya melainkan pada diversifikasi, intensifikasi, konservasi energi itu sendiri," kata Bambang kepada Kompas.com.
Terlebih lagi, menurutnya, revolusi industri 4.0 akan berpusat pada energi ramah lingkungan. Tidak mungkin bicara masa depan dengan sumber energi dari fossil fuels, ungkapnya.
Pada kesempatan sama dilakukan pula penandatanganan kerjasama antara UMN yang diwakili Wakil Rektor IV Prof Muliawati Siswantoro Gunawan dan Green Building Council Indonesia yang diwakili Siti Adiningsih Adiwoso.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/08/29/21485991/menteri-ppn-jangan-sampai-indonesia-seperti-venezuela