Contohnya saja, proses produksi di pabrik yang mulai menggunakan robot sebagai tulang punggung utamanya.
Terkait kondisi itu, acap kali muncul pandangan bakal hilangnya sejumlah pekerjaan akibat digitalisasi.
Bahkan, sejak 2016, Forum Ekonomi Dunia telah memprediksi, sepanjang 2015-2020 akan ada 5,1 juta sampai 7,1 juta orang di dunia kehilangan pekerjaan akibat digantikan robot.
Penyebabnya tak lain adalah disrupsi besar-besaran imbas kemajuan teknologi digital.
Meski banyak pekerjaan diprediksi lenyap oleh revolusi digital, namun ada pula pekerjaan yang diyakini tetap eksis. Misalnya saja, profesi guru atau tenaga pendidik.
Keyakinan tersebut turut diutarakan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Supriano dalam Lokakarya Nasional dalam Rangka Hari Guru Sedunia 2018, Selasa (2/10/2018), di Jakarta.
BACA JUGA: Mendikbud Ungkap 3 Ciri Guru Profesional
Menurut Supriano, kehadiran guru bakal tetap langgeng meskipun era digital terus berkembang secara eksponensial.
"Guru tetap bakal ada, tidak bisa diganti robot. Sampai kapan pun tetap dibutuhkan," ujarnya.
Walau profesinya dipandang tak akan tergerus, lanjut Supriano, guru tetap mesti mengasah kompetensi dirinya. Itu dilakukan agar kualitas ekosistem pendidikan dapat semakin mapan.
Paling tidak, terdapat beberapa hal yang selayaknya terus ditingkatkan oleh guru di Tanah Air. Ambil contoh, dalam hal kreativitas mengajar.
"Bila dahulu pola mengajar cenderung berbasis teori maka pada era sekarang, sudah harus berbasis aktivitas," ucap Supriano.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rachman menambahkan, kapasitas seorang guru seyogianya terus ditingkatkan agar sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/10/02/17384981/era-digital-peran-guru-tidak-tergantikan-oleh-robot