KOMPAS.com - Skotlandia telah mengadopsi program kewirausahaan sosial atau sociopreneur dalam kurikulum. Mereka menargetkan tahun 2026, program ini telah terintegrasi di seluruh sekolah negeri di sana.
Dilansir dari World Economic Forum, weforum.com, program ini telah dirancang dan ditawarkan oleh beberapa universitas bergengsi, termasuk London School of Economics dan Harvard University untuk diadopsi dalam kurikulum sekolah.
Mungkin telah banyak negara memiliki kebijakan nasional mengenai sociopreneur ini, namun dewan penasehat British Council Juliet Cornford mengatakan Skotlandia memiliki keunikan dalam strategi jangka panjang, di antaranya dengan mengintegrasikannya dengan kurikulum sekolah.
"Mengajarkan kewirausahaan sosial di sekolah memberi orang muda sebuah nilai dan semangat bahwa bahkan sejak kecil mereka dapat melakukan sesuatu untuk melakukan perubahan terhadap masalah sosial yang ada di sekitar mereka," katanya.
Ini matematika kehidupan
Salah satu contoh adalah Dairsie Primary School di mana semua 52 siswa (setara sekolah dasar) menjalankan wirausaha sosial dengan membuka kafe yang dibuka sebulan sekali selama 2 jam setelah jam sekolah.
Para siswa sendiri menyiapkan masakan, menyajikan sup atau kue, dan juga minuman hangat kepada para tamu. Tidak hanya itu, para siswa belajar mengelola stok, menyimpan laporan keuangan dan memastikan bahwa peraturan kesehatan dan kebersihan diikuti, kata guru mereka Ruth Selbie.
Menjalankan kafe telah memberi semangat bagi anak-anak untuk belajar, tambahnya.
"Ini matematika kehidupan nyata. Uang, bisnis, teknologi, ekonomi dan setiap mata pelajaran dipergunakan untuk sesuatu yang benar-benar mereka pedulikan," katanya.
"Sulit untuk membuat mereka peduli akan pelajaran. Tapi jika mereka sudah peduli, maka pembelajarannya mudah," tegas Ruth.
Pada bulan September, kafe itu memiliki lebih dari 100 pelanggan di sebuah desa yang terdiri dari 400 orang, kata Ruth. Setelah membuka kafe, para murid juga mulai mengunjungi panti jompo secara rutin.
Para siswa membuat sup dan berlatih yoga bersama dengan para penghuni panti jompo di sana. "Hal ini telah membuka sekolah kami ke komunitas yang lebih luas, menumbihkan rasa percaya diri anak-anak untuk berbicara kepada orang yang lebih tua," kata Ruth.
Perubahan sosial melalui pendidikan
Social Enterprise Academy (SEA) menyebutkan, ekitar 1.000 sekolah di Skotlandia, atau 2 dari 5 sekolah, telah mengajarkan siswa bagaimana menjalankan sociopreneur sejak 2007.
SEA sendiri juga merupakan perusahaan yang berdedikasi melatih para guru dan memberikan rencana pembelajaran wirausaha untuk membantu siswa memilih masalah sosial yang mereka pedulikan serta menjalankan kewirausahaan sosial ini setidaknya selama setahun.
Perusahaaa sosial ini mendapatkan dana 660.000 pound atau setara $ 862.092 pada tahun 2016 untuk memperluas program ini.
Pemerintah Skotlandia terinspirasi oleh kekuatan sociopreneur atau social entreprise sebagai alat untuk perubahan sosial positif.
Social Enterprises Scotland menyebutkan, Skotlandia, sebuah negara berpenduduk 5 juta jiwa saat ini memiliki hampir 6.000 perusahaan sosial yang mampu menyerap sekitar 80.000 tenaga kerja yang sebagian besar merupakan masyarakat di pedesaan yang miskin.
Untuk itu, SEA mulai memperkenalkan pendidikan atau kurikulum sociopreneur ini di sekolah-sekolah di Kazakstan, Yunani, Australia, Malawi dan Pakistan.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/10/15/17043111/sekolah-skotlandia-adopsi-sociopreneur-ini-matematika-kehidupan