Pelatihan itu sebagai tindak lanjut kerja sama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Schneider Electric, Kementerian Pendidikan Perancis, dan Schneider Electric Foundation.
Pendidikan dan pelatihan (diklat) diselenggarakan di Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Bidang Mesin dan Teknik Industri (BMTI), Cimahi, Bandung.
Pendamping tenaga ahli CoE, Ahmad Dahlan mengatakan, pada 2018 ini PPPPTK BMTI akan melatih sejumlah 80 orang guru dan 40 orang teknisi dari 40 SMK. Jadi kami memanggil 2 orang guru dan 1 orang teknisi dari setiap SMK.
BACA JUGA: Menuju Indonesia Emas 2045, Kemendikbud Latih Guru Daerah Terpencil
“Di tahun 2019 - 2022, kami akan melatih 72 orang guru dan 36 orang teknisi dari 36 SMK per tahun. Sehingga akhirnya akan tercapai sejumlah 368 orang guru dan 184 orang teknisi dari 184 SMK yang telah mengikuti diklat hingga tahun 2022,” kata Ahmad Dahlan dalam keterangan pers yang Kompas.com terima, Senin (1/10/2018).
Lebih lanjut, Ahmad mengatakan, program diklat itu terdiri dari 2 tahap, yaitu IN dan ON. Tahap IN berarti pembelajaran bagi guru dan teknisi berlangsung selama 6 minggu atau setara 300 jam bagi diklat guru, dan 2 minggu atau setara 100 jam bagi diklat teknisi.
Adapun tahap ON dilakukan setelah tahap IN berakhir. Pada tahap ini guru dan teknisi kembali ke SMK masing-masing.
Di fase ON ini, mereka akan melakukan berbagai persiapan. Di antaranya adalah memasang, mengoperasikan, memelihara peralatan di laboratorium bidang listrik, otomasi, dan energi terbarukan (set up peralatan).
Para guru dan teknisi juga melakukan pengimbasan kepada guru lain sesuai dengan bidangnya, menyiapkan bahan ajar untuk siswa, serta melatihnya dengan peralatan dan kurikulum sama dengan yang diperoleh di Pusat Keunggulan.
BACA JUGA: Program Kemitraan GTK Jadi "Kunci" Pemerataan Mutu Pendidikan
Pada tahap ON ini instruktur CoE akan mendampingi guru dan teknisi ke sekolah.
“Tenaga pengajar berasal dari tenaga lokal dan tenaga ahli dari Perancis yang ditugaskan oleh Pemerintah Perancis bekerjasama dengan Schneider Electric, sedangkan kurikulum diklat yang diterapkan mengacu pada kurikulum SMK dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang diperkaya dengan standar industri dari Schneider Electric.” jelas Ahmad Dahlan.
Sebagai informasi, saat ini, program diklat CoE tahap IN bagi guru-guru listrik angkatan pertama sedang berjalan di PPPPTK BMTI. Dimulai dari tanggal 12 September hingga berakhir 25 Oktober 2018, dengan peserta sejumlah 16 orang yang berasal dari 8 SMK.
Dari situ, peserta diklat program CoE ini diharapkan mampu menganalisis kebutuhan peralatan praktek, lalu media dan sumber pembelajaran yang diperlukan sesuai kurikulum dalam program revitalisasi SMK.
Mereka juga diharapkan mampu mengembangkan materi modul dan aplikasinya, serta bisa mengoperasikan, memasang, memelihara peralatan, dan modul praktek pada laboratorium CoE bidang instalasi listrik.
Ahmad mengatakan, sejalan dengan program diklat dan sebagai tindak lanjut dari kerja sama yang melahirkan Pusat Keunggulan ini, Schneider Electric dan Kemendikbud pun berencana untuk merevitalisasi fasilitas laboratorium secara bertahap di 184 SMK.
BACA JUGA: Luncurkan Buku, Kemendikbud Sajikan Solusi Dasar Permasalahan Guru
“Peralatan yang akan diberikan kepada SMK inilah yang akan digunakan pada pembelajaran bagi guru dan teknisi pada tahap ON. Pada akhirnya, pembelajaran ini juga berguna bagi siswa-siswa SMK untuk meningkatkan kompetensinya.” ungkap Ahmad Dahlan.
Diklat guru dan teknisi dalam program Pusat Keunggulan diharapkan mampu membantu menyiapkan siswa Indonesia untuk bekerja di bidang listrik, otomasi, dan energi terbarukan.
Asal tahu saja pengembangan SDM dalam pendidikan kejuruan telah menjadi salah satu prioritas utama bagi Kemendikbud untuk meningkatkan tenaga kerja yang lebih terampil di bidang manajemen energi.
“Untuk itu, Pengembangan Pusat Keunggulan ini adalah upaya kemitraan pemerintah dan swasta yang sangat baik, dan kami menghargai inisiatif Pemerintah Perancis dan Schneider Electric untuk mendukung agenda pemerintah,” ungkap Staf Ahli bidang Inovasi dan Daya Saing Kemendikbud, Ananto Kusuma Seta.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/10/16/08435251/diklat-pusat-keunggulan-targetkan-latih-guru-dan-teknisi-dari-184-smk