Salin Artikel

Menuju Universitas Energi Kelas Dunia

KOMPAS.com - Indonesian Strategic Management Society (ISMS), Universitas Pertamina dan Universiti Teknologi Petronas mengadakan “International Conference on Science, Management, and Engineering 2018” (ICSME 2018) dengan mengangkat tema “THE FUTURE IS NOW: How Strategy and Technology Determine the Winners of Tomorrow“, di Jakarta, (22/10/2018).

Acara ini bertujuan sebagai ajang tukar pikiran, ide, dan gagasan dari para pakar dan peneliti dalam pengembangan hasil riset di bidang strategi, manajemen, teknologi dan energi.

Selain itu, melalui acara ini juga diharapkan dapat mengeksplorasi sejauh mana persiapan dan strategi perusahaan di Indonesia dan Asia Pasifik dalam memenangkan persaingan global.

"ISMS menggandeng universitas untuk memberikan kerangka pikir yang kokoh didukung oleh data empiris yang obyektif dalam rangka mengembangkan teknologi dan merumuskan strategi guna memenangkan persaingan yang semakin ketat," jelas  president ISMS, Sari Wahyuni.

Universitas energi kelas dunia 

Terkait hal itu, Rektor Universitas Pertamina, Prof Akhmaloka menyampaikan kepada Kompas.com, pihaknya ingin menjadi "universitas kelas dunia" terutama dalam bidang energi.

"Untuk itu kami telah menyiapkan prodi-prodi yang mendukung dan mengarahkan pada energi. Tentu tidak semua, melainkan juga prodi yang mendukung seperti ilmu ilmu sosial," tambah Prof Akhmaloka.

Selain itu Universitas Pertamina juga telah banyak melakukan riset-riset yang dibutuhkan dunia industri, khususnya dengan PT. Pertamina dalam menemukan energi baru dan terbarukan.

Terkait tantangan Presiden Joko Widodo agar pendidikan tinggi segera melakukan perubahan, Rektor menyampaikan, "Universitas Pertamina sudah mendapat hadiah dari Presiden karena memiliki prodi e-logistik. Ini merupakan hal baru dengan harapan menjadi sebuah jawaban bahwa universitas harus tanggap terhadap perubahan."

Adaptasi perubahan dunia dan pasar

Saat ini Universitas Pertamina tengah membangun universitas generasi ke-4 atau yang disebut dengan entrepreneural university di mana universitas harus mampu menjawab permasalahan yang ada di masyarakat.

"Dalam 4th generation university, universitas diharapkan tidak hanya menghasilkan lulusan namun juga start-up agar universitas dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan masyarakat.

Hal senada disampaikan oleh Prof. Rhenald Kasali, salah satu pembicara kunci seminar. "Ekonomi dunia sudah berubah, jangan hanya menggunakan kacamata kemarin. Banyak orang bicara tentang Neolib, padahal neolib sudah berakhir sejak 2008. Banyak orang juga bicara pertumbuhan ekonomi harus tinggi, padahal pertumbuhan ekonomi tinggi sudah berakhir sejak 2014," ujarnya. 

Era pertumbuhan ekonomi Asia di atas 5 persen, menurut Khasali sudah sangat sulit. 

"Presiden sendiri telah berkali-kali mengkritik universitas agar berubah. Jika tidak berubah, universitas dapat dikendalikan teknologi dari luar," katanya mengingatkan.

Dunia sudah berubah sehingga diperlukan cara-cara baru dalam menghadapinya, tambahnya.

Energi menjadi kunci perekonomian

Salah satunya, energi menjadi kunci perekonomian nasional sehingga hasil-hasil penelitian dan pengembangan dari ketiga institusi ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap kemajuan. 

“Langkah langkah yang dijalankan ISMS diantaranya juga bagaimana meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan penelitian dan pengembangan di berbagai industri yang dapat menumbuhkan inovasi," jelas Sari Wahyuni.

Kolaborasi ISMS, Universitas Pertamina dan Universiti Teknologi Petronas ini diharapkan dapat mengeksplorasi peluang-peluang baru dalam menciptakan energi baru masa depan.

Konferensi Internasional ini dihadiri beberapa pembicara utama diantaranya, yaitu Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi), Rhenald Kasali (Guru Besar Universitas Indonesia); Hilmi Panigoro (President Director Medco Energi) serta Mohamed Ibrahim Abdul Mutalib (Vice Chancellor Universiti Teknologi Petronas).

Kegiatan juga dihadiri para pelaku industri dalam bidang energi termasuk berkaitan dengan renewable energy, pelaku industri, para akademisi dan peneliti.

https://edukasi.kompas.com/read/2018/10/22/16305781/menuju-universitas-energi-kelas-dunia

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke