Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berawal dari Kata Berakhir dengan Karya

KOMPAS.com - Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (PSMA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Festival Literasi Sekolah (FLS) 2018, sebelumnya disebut Akademi Remaja Kreatif Indonesia (ARKI).

Pada tahun keempat penyelenggaraan FLS, kegiatan ini berlangsung sejak Jumat (26/10) hingga Rabu (31/10/2018) di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 100 finalis tingkat SMA/MA/Homeschooling se-Indonesia turut berpartisipasi di bidang Cipta Komik, Cipta Cerita Pendek (Cerpen), dan Cipta Syair.

Tema besar yang diusung pada ajang ini adalah "Cinta Tanah Air". Di sini, para finalis diajak mencintai Indonesia dengan caranya masing-masing.

Praktik proses kreasi

Selain mengambil tema umum, FLS juga telah memilih tema khusus pada tiap kategori lomba. Lomba Cipta Cerpen mengusung tema "Aku dan Indonesiaku", Lomba Cipta Syair mengusung tema "Menjejak Bumi Menghayati Kehidupan", dan pada Cipta Komik mengusung tema "Kalau Aku Jadi Superhero Indonesia".

"Hasil yang diharapkan dalam ajang ini agar para siswa SMA/SMA/homeschooling diantaranya memiliki semangat dan jiwa kreativitas, pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengakselerasi karya literasinya," ujar Andini, Penanggungjawab FLS 2018.

Selain ajang lomba, melalui berbagai rangkaian acara lain siswa mendapatkann model praktik proses kreasi penulisan cerpen, syair, dan komik langsung dari para praktisi penggiat literasi.

Andini menambahkan, penyelenggaraan FLS 2018 tidak hanya mengarahkan para finalis untuk mahir berkesenian tetapi mereka dilatih untuk memiliki kepekaan afektif, estetis, guna memperkuat rasa percaya diri melalui kesenian sebagai media ekspresi.

Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas (PSMA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan pendidikan literasi atau pendidikan secara luas yang dilaksanakan berbasis seni secara efektif berkontribusi memberikan dasar perkembangan multi kecerdasan berpadu dan harmonis dalam kepribadian remaja.

“Hal ini sejalan dengan semangat keterampilan abad ke-21 yang harus dimiliki setiap siswa agar memiliki kompetensi yang cukup dalam menghadapi persaingan di masa depan," ujar Direktur Pembinaan SMA (PSMA) Purwadi Sutanto, saat pembukaan FLS 2018 di Plaza Insan Berprestasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 28 Oktober 2018.

Ia menambahkan, keterampilan abad ke-21 tersebut dapat diraih melalui pendidikan bermutu yang memerlukan pengembangan kecerdasan secara komprehensif dan bermakna.

Aspek-aspek tersebut antara lain adalah untuk meningkatkan sensitifitas, daya apresiasi, daya kreasi, serta daya ekspresi seni dan budaya. "Termasuk di dalamnya olah rasa, kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial," jelas Purwadi.

Dengan memiliki jiwa yang kreatif mereka diharapkan akan mampu melahirkan ide-ide cemerlang, mencari solusi atas berbagai persoalan, dan pada akhirnya mampu mandiri. Hal ini sejalan dengan tujuan kajian seni dan budaya adalah membentuk karakter siswa menjadi manusia memiliki rasa seni dan pemahaman budaya.

Dalam penilaian karya para finalis, FLS 2018 melibatkan para juri berkompeten di bidangnya. Juri Cerpen, panitia FLS menghadirkan Sinta Yudisia (Forum Lingkar Pena Jawa Timur), Irfan Hidayatullah (Universitas Padjajaran), dan Maya Lestari (Kelas Kreatif Indonesia di Sumatera Barat).

Bidang Komik menghadirkan juri Alvanov Zpalanzani (FSRD ITB), Dianing Ratri (FSRD ITB), dan Imam Sudjudi (FSRD ITB). Sedangkan untuk bidang Syair, para jurinya terdiri atas Jamal D Rahman (Majalah Horizon), Iman Soleh (Celah Celah Langit), dan Dian Hartati (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Singaperbangsa Karawang).

https://edukasi.kompas.com/read/2018/10/29/23155331/berawal-dari-kata-berakhir-dengan-karya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke